Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, selain Rukun Islam, ada juga Rukun Iman yang patut umat muslim hafalkan serta imani. Rukun iman berasal dari dua kata, yakni “rukun” yang berarti pilar atau tiang dan “iman” yang berarti kepercayaan. Jadi, rukun iman adalah pilar keimanan yang harus dimiliki oleh setiap muslim di seluruh dunia.
“Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian juga orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasulnya-Nya,” (Al-Baqarah: 285).
Beberapa ulama menyimpulkan bahwa rukun iman berjumlah enam dengan berlandaskan pada hadis berikut.
فأخبرني عن الإيمان قال أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره
Artinya: “Maka kabarkan padaku tentang iman, Rasulullah bersabda: Iman adalah bahwa kamu beriman kepada Allah dan malaikat-Nya, segala kitab-Nya, dan Rasul-Nya dan hari akhirat serta kamu beriman dengan qadar baik dan buruk.” (H.R. Imam Muslim)
1. Iman kepada Allah SWT
Dalam rukun iman pertama ini, umat muslim diminta untuk percaya dan mengimani bahwa satu-satunya Tuhan yang patut disembah hanya Allah SWT. Umat muslim juga diminta percaya dan mengimani bahwa Allah SWT yang telah menciptakan seluruh alam semesta dan segala isinya.
“Berimanlah kamu kepada Allah dan malaikat-Nya dan kitab-kitab-Nya dan utusan-utusan-Nya dan hari kiamat dan imanlah kamu pada kepastian Allah dalam baik dan buruknya,” (Hadis Imam Nawawi dalam Arbain).
- Memercayai Allah SWT bukan hanya diungkapkan dengan kata-kata saja, tetapi juga dirujudkan dengan tindakan. Iman kepada Allah SWT bisa terwujud dalam 4 perkara berikut:
- Iman kepada keberadaan (wujud) Allah SWT
- Iman bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang tiada sekutu bagi-Nya
- Iman dengan Uluhiyyah Allah SWT
- Iman dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT.
2. Iman kepada Malaikat
Dari sekian banyaknya jumlah malaikat yang diciptakan, kita diminta untuk mengetahui 10 malaikat, yakni Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Raqib, Atid, Malik, dan Ridwan.
Tugasnya adalah sebagai perantara antara Allah dan makhluknya, salah satunya menyampaikan wahyu. Rukun iman kepada malaikat berarti meyakini bahwa:
- Malaikat bukan laki-laki maupun perempuan
- Malaikat tidak makan dan minum
- Malaikat tidak tidur
- Malaikat tidak menikah dan tidak memiliki nafsu
- Malaikat adalah makhluk yang mulia.
3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Selain Al Quran, seorang muslim juga perlu mengimani kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT. Kitab tersebut diturunkan kepada rasul-Nya yaitu kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS, dan kitab Injil kepada Nabi Isa AS.
Mengimani kitab selain Al Quran artinya meyakini dan mempercayai bahwa kitab tersebut diturunkan Allah SWT. Sementara kitab Al Quran selain dipercayai dengan sepenuh hati juga harus dijadikan pedoman dan diamalkan.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
Berbeda dengan Nabi, wahyu yang diberi Allah SWT kepada Rasul-Nya diperintahkan untuk disebarkan kepada umat. Oleh karenanya, tidak semua Nabi adalah Rasul, tapi semua Rasul sudah otomatis adalah seorang Nabi.
Jumlah Nabi menurut sebuah riwayat yaitu 124.000 Nabi. Sedangkan Rasul berjumlah 313 orang. Namun dari sekian banyak Nabi dan Rasul tersebut, kita wajib mengetahui 25 di antaranya.
Kedua puluh lima Nabi dan Rasul tersebut adalah Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Ya`qub, Yusuf, Ayub, Syu`ib, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa`, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad.
Mengimani Nabi dan Rasulakan mendatangkan berbagai keutamaan, salah satunya mendapatkan keselamatan dunia akhirat. Sementara orang yang tidak mengimaninya maka akan masuk ke dalam neraka.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Fath ayat 13 berikut.
وَمَنْ لَّمْ يُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ فَاِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ سَعِيْرًا
Artinya: “Dan barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu neraka yang menyala-nyala.”
5. Iman kepada Hari Akhir (Kiamat)
Dalam Islam, semua muslim diwajibkan untuk mengimani bahwa hari akhir benarlah ada. Pada hari itu, seluruh amal kebaikan dan keburukan akan dihisab dan ditimbang dengan seadil-adilnya.
Jika amalan baikmu lebih berat dari amalan burukmu, maka hadiah surga akan menanti. Namun jika sebaliknya, maka ganjaran nerakalah yang akan diberikan.
Datangnya hari kiamat itu sudah dijanjikan Allah SWT dalam QS. Al-A’raf ayat 187 berikut.
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Peristiwa hari akhir atau kiamat tersebut terjadi dalam dua macam, yaitu kiamat sugro atau kiamat kecil dan kiamat kubro atau besar. Kiamat sugro yang kini sudah sering terjadi misalnya gempa bumi, gunung meletus, banjir, dan lain sebagainya.
Sedangkan kiamat kubro adalah kiamat sesungguhnya yang menghancurkan alam semesta beserta seluruh isinya. Kiamat kubro juga menjadi tanda mulainya kehidupan akhirat. Manusia nantinya akan ditimbang amalnya di dunia.
6. Iman Qada dan Qadar (Takdir)
Allah SWT memerintahkan umat muslim untuk mengimani takdir baik (qada) dan takdir buruk (qadar). Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah, qadar dalam bahasa diartikan sebagai takdir. Sedangkan, qada adalah hukum atau ketetapan.
“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab (Lauh Mahfudh) dahulu sebelum kejadiannya,” (QS.Al-Hadid: 22).
Qada artinya merupakan sebuah ketetapan yang telah tertulis, bahkan sudah ada sebelum Allah SWT menciptakan manusia. Catatan tersebut ada di dalam Lauh Mahfudz, berisi tentang kehidupan hingga kematian.
Sementara qadar adalah ketentuan atau kepastian, baik yang sudah terjadi, sedang terjadi, atau yang akan terjadi. Dengan mengimani qada dan qadar, manusia menjadi tidak sombong dan lupa diri bahwa dunia dan segala isinya hanyalah titipan Allah SWT yang sementara. Manusia juga akan bersikap rendah hati karena semuanya datang dari Allah SWT.
Sumber: theAsianparent
Penulis: Aisyah