Allah memberikan kelebihan kepada beberapa hamba-Nya dengan diijabahnya doa mereka. Selama doa dan permohonan yang diucapkan oleh hamba tersebut masih dalam bentuk kebaikan dan bukan kezaliman. Kesembilan orang tersebut yaitu:
1. Orang yang Terkena Musibah dan dalam keadaan darurat (Mudhthar)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surat
An-Naml ayat 62.
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ
إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ
اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikanmu kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (QS. An-Naml:62).
Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan
bahwa Allah akan mengabulkan doa seseeorang yang dalam keadaan darurat baik ia
seorang kafir, apalagi seorang muslim. Namun dalam hal ini, Allah akan
mengabulkan doa orang yang fajir dan kafir dalam masalah darurat keduniaan,
bukan perkara akhirat. Sebagaimana dalam ayat di bawah ini :
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ
إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ
اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Maka apabila mereka (orang kafir) naik kapal berdoa kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” (QS. Al-Ankabut:65)
2. Orang yang Terzalimi Sekalipun Fajir/Kafir
Fajir memiliki pengertian orang
yang selalu maksiat dan tidak berakhlak. Sedangkan kafir bermakna orang yang
ingkar dalam agama Allah.
Dalam hadits riwayat Bukhari,
Muslim, dan lain-lain. Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma saat Mu’adz radhiyallahu’anhu
diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
memberikan nasihat:
وَاتَّقِ
دَعْوَةَ اْلمَظْلُوْمِ فَإِنَهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ
“Serta takutlah kepada do’a orang
yang terdzolimi, sesungguhnya tak ada hijab antara do’anya dengan Allah (doanya
terkabul).”
Ada pula riwayat lain, “Takutlah terhadap doa yang terdzolimi, kendati berasal dari orang kafir, sesungguhnya tidak ada antara dia dan Allah Ta’ala tabir penghalang.” (HR. Ahmad 2/367).
3. Pemimpin yang Adil
Hadits riwayat Tirmidzi yang
berbunyi :
ثَلَاثٌ
لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ
الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Ada tiga orang yang doanya tidak
ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan orang
yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.” (Hadits ini
dinilai hasan oleh Imam Tirmdzi dan Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir).
4. Orang yang Berpuasa
Dalam hadits di atas sudah sedikit
banyaknya disinggung mengenai doa orang yang berpuasa. An-Nawawi menjelaskan,
“Dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu puasanya
(selama ia berpuasa) dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan akhirat dan
dunianya, bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.”
5. Orang Tua yang Mendoakan Anaknya
Apabila doa seorang ayah dikabulkan oleh
Allah, apalagi doa seorang ibu akan lebih mustajab karena berbakti kepada ibu
menjadi sebab utama dikabulkannya doa. Seperti kisah Uwais Al Qarni yang doanya
selalu dikabulkan karena baktinya yang sangat besar kepada ibunya.
“Tiga doa yang dikabulkan, tidak
diragukan pengabulannya; doanya orangtua (maksudnya untuk anaknya), doanya
seorang musafir dan doanya yang terdzalimi.” (Dinilai hasan oleh Tirmidzi dan
Al Albani).
6. Anak yang Berbakti Kepada Orangtuanya
Kisah Uwais Al-Qarni dalam Shahil
Muslim, bahwa Umar radhiyallahu ‘anhu berkata Rasulullah bersabda:
“Akan datang padamu semua orang
bernama Uwis bin ‘Amir beserta sepasukan mujahidin dari ahli Yaman, ia dari
keturunan Murad dari Qaran. Ia mempunyai penyakit supak lalu sembuh dari
penyakitnya itu kecuali di suatu tempat sebesar uang dirham. Ia juga mempunyai
seorang ibu yang ia amat berbakti padanya. Andaikata orang itu bersumpah akan
sesuatu atas nama Allah, pasti Allah akan melaksanakan sumpahnya itu -dengan
sebab amat berbaktinya terhadap ibunya itu-. Maka jikalau engkau kuasa meminta
padanya agar ia memintakan pengampunan -kepada Allah- untukmu, maka lakukanlah
itu!” Oleh sebab itu, mohonkanlah pengampunan kepada Allah untukku. Uwais lalu
memohonkan pengampunan untuk Umar.”
7. Doa Anak Yatim
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda bahwa doa anak yatim sama dengan doa orang yang
didzalimi. “Takutlah dengan air mata anak yatim dan doa orang yang didzalimi,
karena keduanya tetap berputar-putar sekalipun di waktu malam.”