Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, seperti yang kita ketahui selama ini adzan tidak pernah berhenti berkumandang, bahkan dalam waktu sehari semalam adzan berkumandang sebanyak lima kali.
Seruan adzan ini ibaratkan panggilan suci yang mengajak setiap umat muslim yang tengah terhanyut disibukkan dengan aktivitas duniawinya supaya berhenti sejenak dan bergegas untuk menyambut panggilan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menunaikan ibadah salat.
Ia akan terus bergema secara susul menyusul silih berganti dari satu masjid ke masjid lainnya, dari satu negeri pindah menuju ke belahan bumi yang lainnya, dari pulau ke pulau, kota ke kota, terus menerus berputar hingga datangnya hari kiamat.
Bagi seorang muslim yang merindukan perjumpaannya bersama Allah, seruan adzan akan menjadi panggilan sakral yang mendorongnya untuk segera pergi menziarahi rumah Allah.
Baginya, adzan adalah nyanyian terindah yang sangat dirindukannya, suaranya begitu menyentuh dan menyejukkan hati. Masya Allah.
Sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu menyaksikan bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu kerap kali menangis saat beliau mendengar adzan dikumandangkan.
Kain serban yang dikenakannya selalu basah terkena tetesan air matanya seiring adzan dikumandangkan oleh sang muadzin di rumah Allah.
Ketika sahabatnya itu bertanya kenapa beliau begitu sedih dan menangis? Bahkan mereka bisa mendengar adzan tanpa menangis, tetapi mereka menangis karena tangisannya.
Lalu, Ibnu Abbas menjawab, “Seandainya manusia tahu makna dari seruan muadzin itu, tentulah mereka tidak akan dapat beristirahat dan tidur nyenyak,”.
Lalu ditanya, “Tolong beritahukan kepada kami apakah yang diserukan oleh muadzin itu!”
Ibnu Abbas menjawab, “Apabila muadzin berseru Allahu Akbar, Allahu Akbar, berarti ia berkata: Hai orang-orang yang sibuk, hentikan kesibukanmu untuk menyambut adzan, istirahatkan badanmu, dan segerakan untuk berbuat kebaikanmu.
Dan jika berseru Asyhadu an la ilaaha illallah, seolah-olah berseru: Aku persaksikan kepada semua penduduk langit dan bumi, supaya menjadi saksi untukku di sisi Allah pada hari kiamat bahwa aku telah memanggil kamu.
Dan jika berseru: Asyhadu anna Muhammada Rasulullah berarti: Menyaksikan untukku pada hari kiamat para Nabi dan juga Nabi Muhammad SAW bahwa aku memberitahu kepadamu setiap hari sebanyak lima kali.
Dan bila berseru: Hayya alash shalah, seolah-olah berkata: Sungguh Allah telah menegakkan agama untuk kamu maka tegakkanlah olehmu.
Dan bila ia berseru: Hayya ala falah, seolah-olah ia berseru: Masuklah kalian dalam rahmat, dan ambillah bagimu dari petunjuk.
Dan bila berseru: Allahu Akbar, Allahu Akbar, seolah-olah berseru: Haram segala pekerjaan sebelum mengerjakan sembahyang.
Dan bila ia berkata: Lailaaha illallah, seolah-olah berkata: Inilah amanat tujuh petala langit dan bumi telah diletakkan di atas lehermu, maka terserah padamu jika kamu akan melaksanakan atau mengabaikan.”
Wallahu a’lam bishshawab.
Inilah salah satu contoh sosok umat muslim yang paham dengan hakikat dari seruan adzan. Lantas bagaimana dengan kita yang hanya merindukan suara adzan ketika tengah menanti waktu buka puasa saja?
Sumber: www.galamedia.pikiran-rakyat.com
Penulis: Aisyah