Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, di dunia ini tak ada seorang pun yang ingin hidupnya ditimpa kemalangan dan kegagalan. Termasuk kematian juga salah satunya, bila ditanya perihal kematian pastilah jawaban kita “nanti dulu” atau “besok saja”, sebab kita sadar bahwa bekal kita belum banyak.
Ada rasa takut yang menggelayut ketika kematian menohok hati kita. Namun, betapa anehnya dalam ihtiar mencari bekal tersebut kita masih terkesan santai. Seolah tidak pernah mengira bahwa perjalanan kita teramat jauh tak ada batasnya. Dan itulah kehidupan sejati, yaitu kehidupan setelah kematian.
Namun, apakah kita pernah memperkirakan kapan datangnya kematian dan kemalangan itu? Ternyata itu hanya menjadi rahasia Allah SWT semata. Apa yang kita miliki tidak akan pernah imbang atau sebanding dengan segala kepunyaan-Nya. Apa yang kita miliki di dunia ini sangatlah sedikit.
Semua ada di dalam genggaman-Nya, apa yang akan terjadi besok pagi, kapan hujan turun, dari rahim wanita mana seseorang akan dilahirkan, kapan seseorang akan meninggal dan dimana ia akan meninggal.
Yang bisa dilakukan oleh kita hanyalah merencanakan, tetapi kepastian hanya ada di tangan-Nya. Misalnya, kita bisa saja menuliskan apa saja yang akan dilakukan dalam secarik kertas, lalu tentang segala rencana lainnya beserta waktunya. Rencana tetaplah rencana, boleh saja kita merencanakan segala aktivitas yang akan kita lakukan, tapi kita tidak akan pernah tahu tentang hal apa yang akan terjadi keesokan harinya.
Misal kita merencanakan keberangkatan besok pukul 6 pagi, pukul 7 pagi kita shalat dhuha, jam 12 kita pulang dan seterusnya hingga malam hari. Namun, tanpa kita duga kendaraan yang akan kita gunakan mengalami masalah sehingga kita harus mengatasinya terlebih ahulu. Ditambah lagi dengan kondisi seperti anak rewel atau hal-hal yang tak terduga lainnya.
Dari studi kasus tersebut kita bisa menyadari bahwa apa yang telah kita rencanakan pun mengalami kegagalan. Dimulai dari waktunya yang tidak sesuai dengan rencana dan segala macamnya. Kecewa? Boleh saja, tapi sebaiknya jangan terlalu lama. Karena kita sebetulnya sudah mempunyai keyakinan dan keimanan bahwa apa yang telah terjadi semuanya adalah atas kehendak Allah SWT. Dengan prinsip Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus.
Segala takdir adalah milik-Nya. Apa yang telah terjadi kemarin, hari ini dan yang akan terjadi besok, jika kita beriman kepada-Nya bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang terukur dalam pandangan-Nya. Karena Allah SWT sudah berjanji tidak akan membebani seseorang diluar batas kemampuannya (QS. Al – Baqarah : 284-286).
Maka dengan itu, sesungguhnya tidak ada kata putus asa dalam islam. Karena Allah SWT telah berjanji apa yang terjadi pada setiap manusia, bukan karena Dia tidak menyayanginya. Semua tergantung kepada bagaimana cara kita menyikapinya.
Seperti yang sudah Sahabat Al Hilal ketahui bahwa setiap kesulitan selalu diapit oleh kemudahan. Maka dengan itu, yuk bersama kita tanamkan dalam hati kuat-kuat, Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
Sumber gambar: suara.com
Penulis: Elis Parwati