Doa Anak Yatim – “Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR. Ahmad)
Sedekah Jariyah adalah bentuk amal kebaikan yang mendatangkan manfaat berkelanjutan bagi umat manusia dan masyarakat.
Tahukah sahabat Al Hilal, istilah “jariyah” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “berkelanjutan” atau “berkesinambungan”? Prinsip dasar dari Sedekah Jariyah adalah bahwa tindakan baik yang dilakukan akan terus memberikan manfaat, bahkan setelah kita meninggalkan dunia ini.
Lantas, mengapa menunaikannya penting bagi umat Islam?
Sedekah jariyah adalah cara untuk meninggalkan jejak kebaikan yang akan terus memberi manfaat, bahkan setelah kematian. Dalam Islam, dianggap sebagai investasi ke surga.
Setiap kali seseorang menerima manfaat dari amal jariyah yang kita tunaikan, InsyaAllah pahalanya akan menjadi amal baik baik kita. Ini adalah bukti kasih sayang Allah yang tak terbatas, di mana amal kebaikan kita bisa berlanjut hingga akhirat.
Bahkan, sedekah jariyah pun menjadi salah satu bentuk amal yang paling berharga dalam Islam. Ini bukan hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga merupakan investasi spiritual yang berlanjut yang dapat membantu kita mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan memberikan sedekah jariyah, kita mewariskan kebaikan yang akan berlangsung selamanya, dan itu adalah warisan terindah yang bisa kita tinggalkan di dunia ini dengan berbagai macam keutamaan yang Allah SWT janjikan kepada hamba-Nya, di antaranya:
- Pahala Berkelanjutan: Orang yang memberikan hartanya akan terus mendapatkan pahala bahkan setelah meninggal dunia karena manfaat yang berlanjut kepada orang lain.
- Investasi Akhirat: Dianggap sebagai investasi bagi akhirat seseorang. Ini adalah cara untuk mendapatkan pahala yang berkelanjutan.
- Berbagi Kebaikan: Salah satu cara untuk berbagi kebaikan dengan orang lain dan membantu mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Wallahu’alam bishawab.
Sumber foto: google.com
Penulis: Nafisah Samratul Fuadiyah