Doa Anak Yatim – Hal-hal yang bersangkutan mengenai jodoh memang menjadi pertanyaan setiap manusia, bahkan kerap kali menjadi kegalauan. “Apakah dia benar jodohku?” “Apakah jodohku telah pasti dan menunggu pertemuan denganku?” “Apakah aku bisa memilih dia menjadi jodohku?” dan “Apakah bisa aku meminta Allah dalam doa agar dia menjadi jodohku?”.
Tak hanya jodoh, rezeki pun kerap kali terpikirkan dalam hati manusia, bahwa “Apakah rezeki ku sebatas ini?” “Apakah aku akan mendapatkan rezeki yang banyak?”. Dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya yang bahkan menghantui umat muslim.
Rasa penasaran pun kian bertambah ketika mengingat bahwa takdir Allah SWT hanya bisa diketahui jika telah terjadi. Lantas, apakah takdir bisa dirubah sesuai keinginan dan harapan manusia?
Melansir dari laman muslimahdaily.com, bahwa takdir jodoh dan rezeki memiliki kemiripan dalam hal pencatatan dan pemberiannya. Baik jodoh maupun rezeki telah dicatat dalam Lauhul Mahfuzh dan ditetapkan Allah atas setiap insan sejak masih di dalam kandungan.
Sebagaimana hadis dari Ibnu Mas’ud tentang pencatatan empat takdir saat manusia dalam perut ibunda. Rasulullah bersabda, “…Kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya (rahim ibu) dan diperintahkan pula untuk mencatat empat kalimat. Maka, malaikat itu menulis tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan celaka atau bahagianya…” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Allah SWT pun telah menciptakan pena untuk menulis di dalam Lauhul Mahfuz. Pena diperintahkan untuk menulis segala sesuatu dari awal kehidupan hingga hari akhir.
Dalam hadits disebutkan,“Allah berfirman pada pena, “Tulislah!” Pena bertanya, “Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis?” Allah Ta’ala berfirman, “Tulislah segala sesuatu yang akan terjadi.” Lalu berjalanlah pena menulis semua yang akan terjadi hingga Hari Kiamat.” (HR. At Tirmidzi).
Rezeki tak Bertambah, namun…
Karena sudah tercatat, rezeki seseorang tidak akan bertambah ataupun berkurang. Hanya saja, Allah SWT menjadikan adanya sebab-sebab yang dapat menambah rezeki. Sebab pertama yakni bekerja untuk mendapatkan rezeki.
Hal ini ada dalam Al Quran bahwasanya Allah berfirman, “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah untuk kalian, maka berjalanlah di muka bumi (untuk berusaha) dan makanlah dari rezeki yang Allah karuniakan. Dan hanya kepada-Nya (kalian) kembali setelah dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 15).
Sebab kedua yang dapat menambah rezeki, yaitu silaturrahim. Termasuk di dalamnya yakni berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung hubungan kerabat yang jauh. Sebagaimana disabdakan Rasulullah, “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah dia menyambung rahimnya (silaturrahim).” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Selain bekerja dan silaturrahim, ada pula sebab lain yakni beriman dan bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya Allah menjanjikan rezeki bagi hamba-Nya yang mendekatkan diri kepada-Nya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan jadikan baginya jalan keluar dan Allah akan beri rezeki dari arah yang tidak dia sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
Jodoh tak Berubah, namun…
Sebagaimana rezeki, jodoh pun tak bisa berubah karena sudah tercatat. Namun sebagaimana Allah SWT memberikan sebab untuk rezeki, demikian pula pada takdir jodoh. Allah SWT memerintahkan manusia untuk berusaha. Seorang yang tidak berusaha untuk takdirnya dianggap sebuah kekeliruan dan kelemahan.
Allah SWT memerintahkan manusia untuk berupaya mendapatkan jodohnya, serta berikhtiar dan meluruskan niat untuk mendapatkannya. Jodoh memang ditentukan Allah, namun manusia diwajibkan melakukan usaha.
Dengan usaha yang dilakukan disertai niat ikhlas, Allah lah yang akan membalasnya. Karena itulah Nabi Muhammad SAW berpesan pada umatnya, “Beramallah, (karena) masing-masing kalian akan dimudahkan melakukan apa yang telah dituliskan baginya,” (HR. Muslim).
Lantas, apakah bisa mendapat jodoh sesuai harapan? Maka berusahalah untuk mendapatkan jodoh tersebut. Allah SWT memerintahkan berusaha yakni dengan melakukan amal soleh, menjaga kehormatan diri, menjaga batasan lawan jenis sesuai syariat, memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, menjaga niat, bertaubat dari maksiat, menahan diri dari syahwat, melawan godaan syaitan dan lain sebagainya.
Sumber: NU Online
Penulis: Aisyah