Doa Anak Yatim – Talqin berarti mendikte atau menuntun orang yang akan meninggal atau sakaratul maut untuk mengucapkan kalimat tauhid “laa ilaha illallah”. Lantas, bagaimana cara mentalqin orang yang sakaratul maut dengan benar?
Cara mentalqin wajib diketahui oleh orang yang masih hidup sebab para ulama telah sepakat bahwa hal ini termasuk ke dalam perbuatan yang disunnahkan. Dalilnya terdapat dalam sabda Rasulullah SAW, “Talqinkanlah orang yang akan mati dengan kalimat laa ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah).” (HR. Muslim, Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Seseorang yang mengucapkan kalimat tauhid di detik-detik terakhir sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya juga disebut akan masuk surga. Hal ini disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Barangsiapa yang ucapan terakhirnya “laa ilaaha illallah” maka akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud, dari Mua’dz bin Jabal, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany)
Cara Mentalqin Orang yang Sakaratul Maut Dengan Benar
Ada empat hal yang harus diperhatikan ketika kita akan mentalqin orang yang sedang sakaratul maut. Melansir dari situs kumparan.com yang merangkum Modul Keperawatan Islami yang disusun Sutarno, S.ST., M.Kes., Dr. Opi Irawansah, M. Pd. I., dan Suko Pranowo, M. Kep., Ns, berikut penjelasan terkait cara mentalqin orang yang sakaratul maut dengan benar.
- Bisikkan dengan Lembut
Bisikkan dengan lembut, jelas, dan tegas kalimat “laa ilaaha illallaah” di telinga orang yang akan meninggal. Misalnya, “Wahai ayahku, ucapkan laa ilaaha illallaah”.
- Motivasi dengan Janji Surga
Sampaikan janji Allah SWT kepada mereka di akhirat apabila mereka berhasil mengucapkan kalimat tauhid sebagai bentuk motivasi. Misalnya, “Ucapkan laa ilaaha illallaah dan surga akan menantimu.”
Hal ini pernah dilakukan Rasulullah SAW kepada Abu Thalib saat pamannya itu sudah mendekati ajal. Dari al-Musayib bin al-Hazan, beliau bercerita:
“Ketika Abu Thalib hendak meninggal dunia, Nabi SAW menawarkan beliau untuk mengucapkan laa ilaaha illallaah. ‘Wahai paman, ucapkan laa ilaaha illallaah, kalimat yang akan aku jadikan sebagai alasan pembelaan paman di hadapan Allah’. Namun Abu Thalib menolaknya.” (HR. Bukhari 3884).
- Jangan Diulang-ulang
Sebaiknya tidak mengulang-ulang ajakan untuk mengucapkan kalimat tauhid, sehingga orang yang ditalqin akan merasa terganggu. Imam An-Nawawi mengatakan, “Para ulama membenci jika terlalu banyak dan terlalu sering ketika mentalqin. Agar tidak membuat calon mayit terganggu, karena dia sendiri sedang merasakan sakit, sehingga membuat hatinya membenci ajakan talqin.” (Syarh Shahih Muslim, 6/219).
Dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala juga diceritakan bahwa saat seorang ulama besar, Abdullah bin Mubarak menghadapi kematiannya, orang yang mentalqinnya terlalu sering mengajaknya mengucapkan kalimat tauhid.
Akhirnya, Abdullah bin Mubarak mengingatkan, “Caramu tidak bagus, saya khawatir kamu akan mengganggu muslim lain yang kamu talqin setelahku. Jika kamu mentalqinku, lalu aku sudah mengucapkan laa ilaaha illallaah dan setelah itu saya diam, maka biarkan aku. Namun jika aku berbicara lagi, silakan ulangi talqinnya, sampai kalimat laa ilaaha illallaah menjadi ucapan terakhirku.” (Siyar a’lam an-Nubala, 8/418).
- Jangan Ajak Bicara Apabila Sudah Berhasil Mengucapkan Kalimat Tauhid
Apabila orang yang akan meninggal telah berhasil mengucapkan laa ilaaha illallaah, jangan diajak bicara apa pun setelahnya. Tujuannya agar ucapan terakhir yang keluar dari mulutnya hanyalah kalimat tauhid.
Jika dia kembali berbicara atau meminta sesuatu, kabulkan permintaan tersebut. Setelah itu, ulangi proses talqin dengan lembut apabila memungkinkan. Bagi calon mayit yang keadaannya sudah sangat kritis, cukup dibimbing untuk melafalkan “Allah” saja.
Wallahu’alam bishawab.
Ilustrasi cara mentalqin orang yang sakaratul maut. Foto: Getty Images/iStockphoto/airdone
Penulis: Elis Parwati