Doa Anak Yatim – Menjelang Idul Adha, banyak umat Islam yang antusias menjalankan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah.
Namun, bagaimana jika seseorang memiliki utang puasa Ramadhan dan ingin menggabungkannya dengan puasa sunnah tersebut? Dikutip dari laman NU Online, Ustadz Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), memberikan penjelasan mengenai hal ini.
Menurut Ustadz Alhafiz, niat qadha puasa Ramadhan yang digabung dengan puasa Tarwiyah dan Arafah tetap sah. Bahkan, orang yang melaksanakan hal tersebut juga mendapatkan keutamaan puasa sunnah tersebut. “Qadha puasa Ramadhannya tetap sah. Sedangkan ia sendiri tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunnah Arafah,” jelasnya dalam tulisannya di NU Online pada Jumat (14/6/2024).
Pernyataan ini didasarkan pada keterangan Syekh Zakariya Al-Anshari dalam Asnal Mathalib. Syekh Zakariya menjelaskan bahwa seseorang yang berpuasa pada hari Asyura dengan niat qadha atau nazar puasa tetap mendapatkan pahala puasa sunnah Asyura. Pandangan ini juga didukung oleh Al-Ushfuwani, Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri, dan Al-Faqih Ali bin Ibrahim bin Shalih Al-Hadhrami.
Hal serupa juga dikutip oleh Ustadz Alhafiz dari Sayyid Bakri dalam kitab I‘anatut Thalibin. Menurut Sayyid Bakri, seseorang yang berpuasa pada hari-hari tertentu yang sangat dianjurkan untuk berpuasa akan mendapatkan keutamaan puasa sunnah pada hari tersebut, meskipun niatnya adalah qadha puasa atau puasa nazar. “Di dalam Al-Kurdi terdapat nash yang tertulis pada Asnal Mathalib dan sejenisnya yaitu Al-Khatib As-Syarbini, Syekh Sulaiman Al-Jamal, Syekh Ar-Ramli bahwa puasa sunnah pada hari-hari yang sangat dianjurkan untuk puasa memang dimaksudkan untuk hari-hari tersebut. Tetapi orang yang berpuasa dengan niat lain pada hari-hari tersebut, maka dapatlah baginya keutamaan,” demikian penggalan keterangan Sayyid Bakri yang dikutip Ustadz Alhafiz.
Meskipun demikian, Ustadz Alhafiz menyarankan agar orang yang memiliki utang puasa Ramadhan sebaiknya mengqadha utang puasanya terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah. Namun, jika utang puasa Ramadhan baru teringat jelang hari Arafah, maka sebaiknya membayar qadha puasa tersebut pada hari Arafah. “Tetapi kalau utang puasa Ramadhan itu baru teringat jelang hari Arafah, sebaiknya ia membayar qadha puasanya di hari Arafah,” terangnya.
Adapun lafal niat qadha puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.”
Dengan demikian, menggabungkan niat qadha puasa Ramadhan dengan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah diperbolehkan dan sah menurut pandangan ulama. Namun, tetap diutamakan untuk menyelesaikan qadha puasa Ramadhan terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah. Wallahu’alam bishawab.
Sumber gambar: Merdeka
Penulis: Elis Parwati