Doa Anak Yatim – Pada hakikatnya segala perkara sudah diatur oleh Allah SWT semenjak kita belum dilahirkan. Istirahatkanlah diri dan pikiran kita dari kesibukkan yang mengatur kebutuhan dunia.
Istirahatkanlah diri kita dari memikirkan sesuatu yang belum tentu akan terjadi. Janganlah banyak berangan-angan dan memikirkan segala sesuatu yang belum tentu akan terjadi.
Seperti halnya memikirkan makanan apa untuk di hari esok? Minggu depan? Bahkan bulan hingga tahun depan.
Kita boleh berencana, tetapi segala sesuatu kembali lagi kepada kehendak Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah telah mempersiapkan segala perkara termasuk rezeki untuk kita, dari jauh-jauh hari sebelum kita ada.
Begitu juga dengan ajal, nikmat serta cobaan yang akan menghadang hidup kita. Belum tentu apa yang sekarang kita pikirkan, besok akan terjadi. Sehingga beragam angan-angan dan pikiran tersebut terbuang sia-sia tak ada gunanya.
Pernahkah kita berpikir? Dulu saat belum dilahirkan ke dunia, tidak sedikit pun yang terlintas di pikiran agar meminta kepada Allah untuk mewujudkan kita.
Lalu pada saat itulah Allah berkehendak untuk mewujudkan kita dengan cara-Nya sendiri, dengan cara agung yang siapa pun tidak bisa melakukannya.
Semua itu atas kehendak-Nya, bukan atas permintaan kita. Allah SWT mewujudkan kita melalui tulang rusuk kedua orang tua kita.
Lalu Allah memindahkan kita ke dalam rahim ibu mulai dari segumpal darah yang diberi nyawa, hingga berubah menjadi segumpal daging yang pada akhirnya Allah bentuk menjadi sebuah janin berkelamin laki-laki atau perempuan yang membutuhkan makan dan minum.
Kemudian Allah menjadikan darah haid ibu kita sebagai makan dan minum kita yang masih berbentuk janin.
Pada saat itu juga Allah SWT sudah menetapkan segala perkara dimulai dari ajal, rezeki, cobaan, nikmat dan juga jodoh untuk kita.
Begitu juga dengan segala musibah dan kegagalan atau juga keberuntungan. Kemudian, bila waktunya sudah tiba kita akan dikeluarkan dari perut ibu dalam keadaan sangat lemah dan tak berdaya untuk memenuhi segala kebutuhan seperti makan dan minum.
Maka dengan itu dijadikanlah air susu ibu sebagai makanan dan minuman kita untuk bertahan hidup. Saat itu kita merupakan beban yang begitu menyusahkan, tetapi Allah meniupkan rasa belas kasih di hati mereka.
Sehingga mereka mau merawat kita dengan penuh kasih sayang. Merekapun memenuhi segala kebutuhan kita mulai dari bayi hingga beranjak dewasa.
Lalu, Allah memberi kita kecerdasan sesuai dengan kadarnya, juga memberi ilmu dan iman serta masih banyak hal lainnya.
Apakah semua ini karena ihtiar atau permintaan kita kepada Allah SWT? Atau karena angan-angan dan pikiran kita? Tentu tidak. Semua itu terjadi atas kehendak Allah SWT.
Oleh karena itu, untuk apa kita berangan-angan dan memikirkan apa yang belum tentu terjadi kepada kita? Maka, janganlah memikirkan segala sesuatu yang telah dijamin oleh Allah SWT. Apa yang sudah Allah urus dan tetapkan, janganlah kita ikut mengurusnya. Allah SWT berfirman :
“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud 11 : 6)
Sumber: www.facebook.com
Penulis: Elis