Doa Anak Yatim – “Demikianlah (perintah Allah SWT), dan barang siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah SWT sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS. Al Hajj: 32)
Sahabat Al Hilal, berqurban adalah salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat muslim yang mampu melaksanakannya. Melaksanakan qurban juga menjadi salah satu cara untuk kita bertaqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh sebab itu, berqurban dikatakan sebagai salah satu syiar islam.
Selain melalui ayat di atas, Allah juga memerintahkan kita untuk berqurban dalam surah Al-Kautsar, “Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al-Kautsar: 2)
Qurban juga memberikan hikmah tersendiri bagi kita yang melaksanakannya. Berikut beberapa hikmah melaksanakan qurban, di antaranya:
1. Memperingati atau Mengenang Betapa Nabi Ibrahim AS Taat kepada Allah
Sejauh ini telah banyak pembahasan mengenai Idul Adha yang merupakan salah satu hari rayanya seluruh umat islam. Terkadang Idul Adha juga dikenal sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji.
Dalam hari raya ini seluruh umat islam memperingati peristiwa qurban yaitu peristiwa ketika Nabi Ibrahim As merelakan putranya Ismail untuk dikorbankan sebagai bentuk rasa patuhnya kepada Allah SWT.
Sebelum beliau mengorbankan putranya, dengan segala Keagungan-Nya Allah SWT menjadikan seekor domba sebagai pengganti Ismail. Oleh sebab itu, umat islam melakukan penyembelihan hewan setiap tahunnya untuk memperingati kejadian tersebut.
2. Bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Dalam melaksanakan qurban, bukanlah untuk meraih daging dan darah hewan qurban yang kita persembahkan, melainkan untuk meraih ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala seperti dalam firman-Nya, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)
3. Salah Satu Bentuk Syiar Islam
“Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syi’ar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makan orang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Hajj : 36).
4. Lebih Baik daripada Sedekah yang Nilainya Sama dengan Satu Hewan Qurban
“Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan qurban.” (Talkhish Kitab Ahkamil Udhiyah wadz Dzakaah, hal. 11-12 dan Shahih Fiqh Sunnah, 2: 379).
5. Salah Satu Bentuk Ketaatan
Rasulullah sampai bersabda dalam salah satu hadistnya, “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
6. Kesempatan Bisa Membahagiakan Anak Yatim dan Kaum Dhuafa
Tak semua orang bisa menikmati daging hewan qurban, salah satunya adalah anak yatim dan kaum dhuafa. Hari raya kurban bisa menjadi momen di mana kita berbagi kepada saudara kita para kaum duafa. “Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah.” (HR. Muslim).
Penulis: Elis Parwati