Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, perjuangan kita di dunia takkan pernah berhenti sampai kita mengembuskan napas terakhir.
Hijrah akan senantiasa berlangsung karena sejatinya kita tak pernah tahu apakah kita sudah sampai di titik itu atau belum, apakah hijrah kita telah sungguh-sungguh atau belum, apakah hijrah kita diterima atau belum.
Kita tidak akan mengetahui hal tersebut sampai Allah SWT mengumumkan keridhoan-Nya, kapan pun dan di mana pun kita, selama itu pula kita tak pernah tahu tentang rahasia-Nya.
Akan tetapi, jangan pernah kita meremehkan orang yang hingga saat ini masih senantiasa bermaksiat seperti seorang pendosa. Tidak ada yang tahu bisa jadi besok ia menjadi lebih baik dari kita.
Seburuk apapun manusia, kita tidak bisa menjadikan hal tersebut menjadi tolak ukur seberapa saleh seseorang itu, bagaimana hubungannya dengan Allah kita pun tidak pernah tahu, bukan?
Jangankan untuk menilai orang lain, bahkan tak jarang dari kita yang masih tak pandai menilai diri sendiri. Apakah kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya?
Apakah hubungan kita dengan-Nya sudah lebih baik dari mereka yang kita anggap sebagai pendosa? Janganlah sampai kita menilai sesuatu atas dasar apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar dari orang. Allah Maha Tahu Segalanya, sedangkan kita tidak.
Beristiqomah menjadi lebih baik dengan melakukan hal-hal yang baik dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT adalah bukan perkara yang mudah.
Setiap saat, selain hawa nafsu kita sendiri ada orang lain, ada setan, ada juga hal-hal yang tak jarang ikut menggoyahkan pertahanan kita untuk senantiasa beristiqomah menjadi pribadi yang lebih baik dan tetap berada di jalan-Nya.
Tak jarang dari kita yang kembali bermaksiat setelah melakukan taubat. Jadi siklusnya seperti; taubat – maksiat – taubat – maksiat, terus berulang. Terkadang kematiannya seperti diperjudikan, seolah mau mati dalam keadaan sedang melakukan keburukan atau mau mati dalam keadaan sedang bertaubat?
Sebagai umat islam, kita senantiasa diperintahkan untuk berbuat kebaikan dan taat terhadap perintah-Nya. Sebab, kita tidak tahu kapan, di mana dan sedang apa ketika kita mengembuskan napas terakhir. Tak hanya perilaku saja, tetapi ucapan dan pikiran pun juga harus kita jaga.
Karena terkadang tanpa sadar ketika kita sedang berbuat kebaikan, tanpa sengaja kita tersandung batu bahkan jatuh, mulut kita terkadang tak bisa dikontrol untuk tidak mengucapkan kata-kata buruk seperti umpatan, sumpah serapah atau hal lainnya yang lebih buruk lagi.
Lantas, bagaimana caranya agar kita bisa beristiqomah dalam berhijrah?
1. Tetaplah Berjihad
Setelah mengalahkan rasa takut, kita pun menyadari betapa luasnya ketidaktahuan kita akan segala hal. Mulailah untuk memperbarui waktu, ruang yang kita tempati, serta kemampuan kita. Perbaruilah waktu dengan memaafkan masa lalu, syukuri hari ini, siapkan masa depan yang lebih baik, perbarui lingkungan yang kita tempati serta memilah memilih mana yang sekiranya masih bisa dipertahankan dan mana juga yang sekiranya sudah harus ditinggalkan.
2. Tetaplah Bersabar
Tetaplah bersabar dalam menempuh setiap perjalanan berhijrah, sama halnya dengan meniti kesuksesan yang membuat kita harus bekerja keras guna mengumpulkan pundi-pundi untuk masa tua nanti, begitu juga dengan hijrah. Kita harus bersabar dalam melakukan kebaikan, Insya Allah semuanya takkan sia-sia dan Allah pun akan membalasnya dengan kebaikan.
3. Tetaplah Berdoa
Segala nasib kita telah tertulis rapi dalam Lauhul mahfuz. Siapa pun tidak akan ada yang menembusnya kecuali atas kehendak Allah. Namun, doa bisa mengubah segalanya termasuk takdir.
Masya Allah Tabarakallah, semoga Sahabat Al Hilah yang saat ini sedang melangkah terlunta-lunta untuk berhijrah tetap diistiqomahkan. Jika kita telah memilih jalan kebaikan, teruskanlah, tetaplah di sana meskipun dalam menempuhnya kita harus sampai berdarah-darah.
Sumber gambar: asumsi.co
Penulis: Elis Parwati