Doa Anak Yatim – Hasil memang tak selalu sejalan dengan upaya yang kita lakukan. Pohon tidak selalu berbuah sesuai dengan yang kita tanam. Bisnis terkadang hanya menunjukkan sisi kerugian. Pada titik-titik seperti itu, keinginan untuk berhenti dan menyerah, bahkan untuk “menebang pohonnya” selalu datang menggoda.
Di sinilah ketulusan diuji. Ketulusan adalah keteguhan hati untuk terus berusaha meski hasilnya belum terlihat. Sebagaimana doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 126,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat Kembali”.
Nabi Ibrahim berdoa dengan penuh ketulusan. Kita tahu, hingga akhir hayatnya, Ibrahim tidak memetik buah dari pohon doa yang ditanamnya. Namun, ia tetap berdoa dengan tulus dan penuh keyakinan. Mengapa Nabi Ibrahim tidak menebang pohon doanya, meskipun ia tidak melihat doanya terijabah selama hidupnya? Jawabannya, karena ia percaya.
Ketulusan tidak akan pernah hadir pada orang yang tidak memiliki rasa percaya. Ibrahim tentu begitu percaya kepada Rabbnya, hingga ia berdoa dengan tulus. Meski ia tidak memetik buah dari doanya semasa hidupnya, 2800 tahun kemudian, menurut Imam Asy Suyuthi, diutuslah Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wassalam.
Allah berfirman dalam Al-Quran:
لَآ أُقْسِمُ بِهَٰذَا ٱلْبَلَدِ
Artinya: Aku (Allah) benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah),
Doa tulus Ibrahim pun terkabul. Pohon itu memang tidak berbuah selama hidup Ibrahim, tetapi dedaunan dan batangnya tetap menjadi nutrisi bagi pohon yang selanjutnya akan tumbuh, memberikan buah manis di kemudian hari.
Ketulusan adalah kepercayaan yang mendalam kepada Allah SWT, bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan niat baik dan ikhlas akan membawa kebaikan, meskipun tidak segera terlihat. Ketulusan adalah keikhlasan untuk menanam benih kebaikan tanpa mengharapkan hasil instan. Ini adalah keyakinan bahwa Allah mengetahui yang terbaik untuk kita dan akan memberikan hasil yang sesuai pada waktu yang tepat.
Pohon doa dan usaha kita mungkin tidak berbuah saat ini, tetapi jangan biarkan ketulusan kita layu. Biarkan pohon itu tetap tumbuh, meski hingga tua, kering, dan mati. Percayalah, dedaunannya akan menjadi nutrisi bagi pohon yang selanjutnya akan tumbuh. Dan tentu, buah manis nanti yang akan dipetik.
Ketulusan mengajarkan kita untuk tetap berusaha dan berdoa, meskipun hasilnya belum terlihat. Ketulusan adalah pengingat bahwa Allah selalu mendengar doa-doa kita dan akan mengabulkannya pada waktu yang tepat. Teruslah menanam pohon ketulusan, dan biarkan Allah yang merawatnya hingga berbuah manis pada waktunya.
Sumber gambar: btomovement.org
Penulis: Elis Parwati