Doa Anak Yatim – Alhamdulillah, umat islam kini telah memasuki tahun baru Islam 1445 Hijriyah. Dalam Islam, Muharram merupakan satu dari empat bulan haram atau mulia.
Diriwayatkan oleh Abu Barkah ra yang mengutip sabda Rasulullah yang menjelaskan tentang 4 bulan haram yang dimaksud itu adalah Dzulqa’idah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.
“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban,” (HR Bukhari Muslim).
Maksud dari bulan haram itu sendiri adalah bulan yang dimuliakan sejak zaman jahiliyah. Pada bulan-bulan yang diharamkan ini siapapun tidak diperbolehkan melakukan peperangan. Dikutip dari laman web Detiksumut dari buku Amal Ibadah di bulan Muharram, Ibu ‘Abbas mengatakan, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Tafsir at-Thabari).
Lantas bagaimana dengan pernyataan bahwa di bulan Muharram pahala dan dosa dilipatgandakan, benarkah?
Kesucian bulan haram telah dijelaskan dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”
Dikutip dari NU Online bahwa berdasarkan firman Allah terkait empat bulan haram tersebut dikatakan bahwa melakukan maksiat di bulan tersebut dapat dianggap doa besar, sedangkan jika kita melakukan amalan baik kita akan menuai pahala besar.
Allah SWT juga menegaskan bahwa manusia dilarang untuk merusak nilai-nilai kemuliaan dan keagungan di bulan haram termasuk bulan Muharram. Kita dilarang untuk mendzalimi diri sendiri dengan melakukan maksiat dan meninggalkan taat.
Dengan kata lain bahwa bulan mulia ini sangat mempunyai sakralitas yang tinggi. Alangkah baiknya apabila kita memperbanyak amal dan kebaikan, layaknya mengistirahatkan diri dari perbuatan maksiat. Ada baiknya kita memanfaatkan bulan ini dengan memperbanyak amal soleh, terutama setelah kita mengetahui berbagai keutamaan apabila kita melakukan perbuatan amal sholeh di salah satu bulan haram ini.
Wallahu’alam Bishawab.
Sumber gambar: iStock
Penulis: Elis Parwati