Doa Anak Yatim – Fitnah adalah salah satu ujian berat yang dapat menimpa siapa saja. Biasanya, fitnah berupa ucapan atau berita bohong yang bertujuan merusak reputasi seseorang. Dua elemen utama dalam fitnah adalah ghibah dan namimah. Ghibah adalah membicarakan orang lain di belakang mereka, sementara namimah adalah memperkeruh hubungan antarindividu. Allah SWT mengingatkan kita dalam Al-Quran yang artinya,
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Pada suatu perjalanan pulang dari perang, rombongan Rasulullah SAW berhenti di Wadi al-Qura. Siti Aisyah radhiyallahu anha tertinggal saat perjalanan dilanjutkan. Sahabat Rasulullah, Safwan bin Al-Mu’aththal As-Sulami, menemukan Aisyah dan membawanya kembali ke Madinah dengan selamat. Namun, kejadian ini menjadi bahan fitnah oleh sebagian kaum munafik.
Bayangkan betapa beratnya bagi Siti Aisyah, yang tiba-tiba harus berhadapan dengan tuduhan selingkuh yang tersebar luas. Rasulullah SAW, yang sangat mencintai Aisyah, merasa sangat terpukul. Namun, beliau memilih untuk tidak langsung bereaksi, melainkan menunggu kebenaran tiba. Aisyah pun merasa bingung. Jika ia membela diri, banyak orang mungkin tetap tidak percaya karena fitnah sudah terlanjur menyebar.
Namun, Allah SWT memberikan jawaban melalui wahyu dalam Al-Quran.
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya.””(QS. An-Nur: 11).
Dari kisah ini, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa kita petik hikmahnya:
- Sabar dan Diam: Ketika menghadapi fitnah, bersikap sabar dan diam bisa menjadi pilihan yang baik. Ini bukan tanda kelemahan, tetapi cara untuk menghindari konflik yang berkepanjangan dan menjaga kedamaian.
- Menunggu Kebenaran: Rasulullah SAW menunjukkan kepada kita bahwa menunggu kebenaran dan tidak langsung bereaksi terhadap tuduhan yang tidak berdasar itu sangat penting.
- Mempertahankan Kehormatan: Dalam menghadapi fitnah, menjaga kehormatan diri dan tidak terjebak dalam perang kata-kata adalah langkah yang baik.
Jadi, ketika kita atau orang terdekat kita tengah berhadapan dengan fitnah, yuk kita ingat kisah Siti Aisyah dan Rasulullah SAW. Dengan bersabar, diam, dan menunggu kebenaran, in syaa Allah kita bisa menghadapi ujian ini dengan penuh hikmah. Semoga kita semua dapat belajar dari teladan ini dan menjauhi fitnah. Aamiin.
Sumber gambar: Medium
Penulis: Elis Parwati