Doa Anak Yatim – Sahabat sudah tahu, bahwa mencintai dan dicintai adalah bagian dari hidup kita, hal ini tidak dapat dipungkiri. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa cinta itu dosa? Eits, tenang dulu, Islam tidak menyebut bahwa cinta itu dosa.
Kita semua tahu, mencintai dan dicintai adalah bagian dari hidup manusia, nggak bisa dipungkiri. Tapi ada yang bilang, jatuh cinta itu dosa? Eits, santai dulu! Islam nggak bilang gitu, kok.
Allah sudah memberikan kita panduan tentang cinta dalam Al-Quran, salah satunya dalam Surat Al-Baqarah ayat 235:
“Tidak ada dosa bagimu atas kata sindiran untuk meminang perempuan-perempuan atau (keinginan menikah) yang kamu sembunyikan dalam hati. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka. Akan tetapi, janganlah kamu berjanji secara diam-diam untuk (menikahi) mereka, kecuali sekadar mengucapkan kata-kata yang patut (sindiran).” (Al-Baqarah: 235).
Tafsir Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah membolehkan seorang pria yang tertarik pada wanita untuk memberikan sindiran atau “kode” soal keinginannya untuk menikahi wanita tersebut, meski wanita itu masih dalam masa iddah (masa tunggu setelah cerai atau suami meninggal). Dalam masa iddah ini, laki-laki boleh-boleh saja mengungkapkan minatnya melalui sindiran halus tanpa terang-terangan meminta nikah, karena itu dianggap kurang begitu sopan.
Sementara itu, Tafsir Al-Qurtubi menambahkan bahwa kata “sindiran” dalam ayat ini berarti perkataan yang tidak langsung menyebut keinginan menikah, tapi secara halus mengarahkan pembicaraan pada topik tersebut atau bisa dibilang sebagai kiasan. Contohnya, seorang pria bisa bilang, “InsyaAllah, Allah akan memberikan kebahagiaan dan pasangan yang baik untukmu,” yang secara tidak langsung menandakan bahwa dia tertarik.
Nah, yang lebih menariknya lagi dalam ayat ini Allah memberikan peringatan, jangan sembunyi-sembunyi atau berjanji secara diam-diam. Karena yang menjadi masalah adalah bukan soal cintanya, tetapi bagaimana cara kita merespon perasaan itu. Jangan sampai kita asal bertindak. Jangan sampai hubungan yang kita jalani keluar dari batasan-batasan yang dibenarkan dalam syariat Islam. Apabila kamu mau mengungkapkan cinta atau mengajak ke dalam hubungan yang lebih serius seperti menikah, coba bicaralah dengan cara yang baik, di tempat yang layak dan sesuai dengan adab yang diajarkan dalam Islam. Jangan sampai, jatuh cinta yang dirasakan malah membuat kita terjatuh ke dalam hal-hal yang dilarang oleh syariat Islam, seperti zina hati, pacarana atau bahkan janji-janji tanpa bukti.
Yuk, kita teladani kisah Cinta Rasulullah SAW dan Siti Khadijah
Kira-kira siapa sih, di dunia ini yang tidak terlena apabila mengingat kisah cinta Rasulullah SAW dan Siti Khadijah? Berawal dari Khadijah binti Khuwailid yang merupakan seorang Wanita terpandang, kaya raya, cantik dan cerdas di kalangan Quraish. Kala itu, Rasulullah SAW bekerja untuk Khadijah sebagai seorang pedagang. Akhlak Rasulullah SAW yang begitu mulia, jujur dan Amanah membuat Khadijah kagum dan menaruh hati. Namun, meskipun demikian, Khadijah tetap menjaga martabatnya sebagai Perempuan.
Beliau tidak menyatakan cintanya secara langsung kepada Rasulullah SAW. Namun, ia mengirimkan surat kepada Sahabat dekatnya, Nafisah, untuk mengutarakan keinginannya menikahi Rasulullah SAW. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan Wanita terhormat seperti Khadijah pun bisa memulai langkahnya menuju cinta, dengan cara yang berkelas dan tentunya sesuai dengan syariat Islam.
Alhamdulillah, Rasulullah SAW pun menerima tawaran itu dengan hati yang lapang. Tahukah Sahabat? Usia mereka terpaut cukup jauh, Khadijah saat itu berusia 40 tahun, sedangkan Rasulullah SAW berusia 25 tahun. Namun, hal itu tak menjadi halangan. Pernikahan mereka penuh dengan cinta, saling menghormati dan saling mendukung.
Cinta Juga Bisa Jadi Ladang Pahala!
Cinta juga bisa menjadi ladang pahala kalua kita niatkan dengan baik. Jadi, Sahabat tidak usah takut untuk jatuh cinta, asalkan Sahabat tahu batasan-batasannya. Islam mengajarkan kita bahwa cinta itu sangat indah, asalkan dijaga sesuai dengan syariat. Cinta yang sejati adalah cinta yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Jadi, kalau Sahabat sedang jatuh cinta, yuk teladani kisah cinta Rasulullah SAW dan Khadijah, yang di mana mereka saling mendukung dan mencintai satu sama lain dengan cara yang disenangi oleh Allah SWT.
Sumber gambar: islam.co
Penulis: Elis Parwati