Doa Anak Yatim – Sudah menjadi rahasia umum bahwa Azab merupakan sesuatu yang menakutkan. Siapa saja tentunya akan berharap terbebas dari azab.
Baik itu seseorang yang taat, saleh atau sekalipun ia seorang pendosa pasti akan memohon dan berdoa agar ia bisa selamat dan terhindar dari azab. Begitulah rupanya, ingin hidup bahagia dan selamat dari kesengsaraan ternyata sudah fitrahnya seorang manusia.
Namun, ada juga orang-orang yang berharap dari azab tapi nyatanya ia malah berlari ke arah suatu hal yang paling ia takuti, yaitu azab. Tak hanya berjalan, bahkan ia pun menghampiri azab tersebut dengan cara berlari.
Hal itu diakibatkan oleh keengganannya untuk tahu dan menerima petunjuk jalan yang benar dari Allah SWT. Atau bisa juga karena sifat sombongnyta yang bersembunyi di dalam jiwanya.
Sebut saja azab sebagai sesuatu yang berbahaya. Dan apabila kita ingin selamat darinya maka kita pun harus menempuh jalan keselamatan untuk menghindari bahaya tersebut.
Bukannya malah menempuh jalan yang sebaliknya kita malah menantang dan menolaknya dengan sifat sombong. Hal itu hanya akan memberikan sebuah penyesalan yang pedih, bahkan lebih pedih dari pada ketika kamu menangis darah.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran tentang 2 amalan yang bisa menolak bala, “Mengapa Allah akan menyiksa kalian, jika kalian bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa: 147)
Berdasarkan ayat Al Quran di atas, Allah SWT menyebutkan dua amalan penolak bala itu adalah bersyukur dan beriman. Namun, bukan dengan ucapan atau kata syukur yang tanpa bukti, melainkan keimanan dan rasa syukur yang benar.
Ketika kita beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, itu artinya kita harus beribadah kepada Allah semata dengan sungguh-sungguh dan sebenar-benarnya sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ketika kita mengaku bahwa kita adalah umat yang beriman kepada Allah SWT, maka kita pun harus membenarkan semua isi kitab-Nya, menjadikan hal tersebut sebagai pedoman hidup kita dengan menerima sepenuh hati semua ketentuan syariat-Nya serta tidak menolaknya.
Kita juga tidak boleh berk=hukum kepada selain kitab-Nya, tentunya di samping hal tersebut kita juga harus melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya serta membela kitab-Nya dan masih banyak lagi amalan lainnya yang harus kita lakukan sebagai bentuk kita bersyukur dan beriman kepada Allah SWT.
Akan tetapi, jika sikap dan perilaku kita malah sebaliknya, maka hal tersebut bisa dikatakan bahwa kita sama sekali tidak membuktikan keimanan dan rasa syukur pada-Nya meskipun lisan kita mengucapkannya, bisa dikatakan kita malah mengingkarinya.
Sedangkan pengingkaran itu identik dengan kekufuran yang bisa menjadi salah satu sebab kita mendapatkan azab.
Allah SWT pun berfirman, ” Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan menjauhkan kita dari Azab-Nya. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin.
Sumber gambar: detik.com
Penulis: Elis Parwati