Doa Anak Yatim – Sabar berasal dari kata “Shabara-Yashburu-Shabaran”: yaitu ketundukan penerimaan apa-apa yang telah Allah berikan baik kesenangan atau kesedihan
Imam Ibnu Qoyyim Al-jauziyah mendefinisikan sabar dengan budi pekerti yang bisa dibentuk oleh seseorang. Ia menahan nafsu, menahan sedih, menahan jiwa dari kemarahan, menahan lidah dari merintih kesakitan, dan juga menahan anggota badan dari melakukan yang tidak pantas. Sabar merupakan ketegaran hati terhadap takdir dan hukum-hukum syari’at.
Ruang Lingkup Sabar
- Sabar atas cobaan dunia
- Sabar atas dorongan nafsu.
- Sabar untuk tidak melirik (berselera memiliki) apa yang dimiliki orang lain dan tidak tertipu atas kenikmatan memilki harta benda dan anak.
- Sabar untuk taat kepada Allah. Ini adalah tingkat sabar yang paling agung dan paling berat bagi jiwa.
- Sabar dalam menanggung beban kesulitan
Hal-hal yang Memperkuat Kesabaran
- Mengetahui tabiat kehidupan dunia bahwa dunia itu diciptakan dengan membawa kesulitan dan penderitaan.
- Mengimani bahwa dunia itu semuanya milik Allah. Dia memberikan kepada siapa yang dikehendakinya dan tidak memberikan kepada siapa yang dikehendakinya.
- Mengetahui balasan dan pahala kesabaran.
- Yakin akan adanya jalan keluar. Allah menjadikan bahwa di dalam setiap kesulitan ada kemudahan dan rahmat dari-Nya.
- Memohon pertolongan kepada Allah, berlindung di bawah naungan-Nya, dan mencari bantuan-Nya
- Iman kepada qadha dan qadar merupakan hal terbesar yang bisa menolong untuk berlaku sabar.
Macam-macam Sabar
- Sabar ketika menghadapi musibah
- Sabar menghadapi musibah yang dimaksud yaitu sabar atas segala cobaan yang Allah berikan, baik itu berupa bencana alam, ditinggalkan orang yang dikasihi, ataupun kesusahan-kesusahan lainnya. Seperti yang termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 155
- Sabar ketika menjalankan taat
- Sabar menjalankan taat artinya sabar ketika melaksanakan amal-amal sholeh, seperti membaca Al-Qur’an, dzikir, shalat, dan lain-lain. Hal tersebut membutuhkan kesabaran dalam menjalankannya agar tetap istiqamah. Bersabar karena memilih meninggalkan hal-hal yang sia-sia demi mengerjakaan ketaatan ataupun meninggalkankan sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt seperti ghibah, sombong, dan lain-lain.
- Sabar ketika mengekang diri dari maksiat
- Tentunya perbuatan maksiat itu sangatlah banyak, maka hal tersebut bisa dihindari dengan bersabar menahan/mengekang diri agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan tidak mengikuti bujuk rayuan setan yang akan mengundang murkanya Allah SWT.
Sabar dan syukur dengan perbuatan yaitu mengelola diri untu tidak mengikti hawa nafsu berbuat hal yang tidak diridhai Allah serta bersukur dengan menggunakan nikmat sebaik-baiknya.
Lalu, apa hadiah yang Allah janjikan untuk hamba-Nya yang menantiasa mau bersabar dan bersyukur? Berikut beberapa dalil tentang sabar da syukur :
وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
… “Dan sesungguhnya kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.” (An-Nahl :96)
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (Ibrahim :7)
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Sumber gambar: https://bincangsyariah.com/
Penulis: Elis Parwati