Doa Anak Yatim – Air merupakan kebutuhan setiap makhluk, termasuk dalam kehidupan manusia yang sangat tergantung dengan keberadaan air. Hujan yang turun ke bumi dalam Islam disebut sebagai rahmat. Allah SWT menegaskan ini dalam Al-Quran surat Asy-Syura ayat 28.
Artinya : “Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji.”
Tak hanya dibutuhkan oleh manusia, rupanya hujan juga dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup di seluruh muka bumi. Selain menjadi sumber untuk memenuhi kebutuhan bertahan hidup, air juga dibutuhkan untuk menyuburkan tanah dan menyehatkan ternak, seperti firman Allah SWT dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 10.
Artinya : “Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.”
Hujan sangat bermanfaat untuk lahan industri, pertanian hingga pembangkit listrik. Dalam suatu kondisi tertentu, misalnya saat kemarau atau tidak ada sumber mata air sama sekali, hujan merupakan kabar yang ditunggu-tunggu, pelipur rasa putus asa.
Dilansir dari telisik.id berikut tiga hikmah hujan sebagaimana yang disunnahkan oleh Raulullah SAW sunnahkan.
- Waktu Mustajabnya Doa
Hujan merupakan salah satu waktu mustajabnya doa, dari Sahl bin Sa’d Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Dua doa yang tidak akan ditolak, yaitu doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
Kita dianjurkan untuk membaca doa ketika turun hujan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasululla SAW seperti diriwayatkan dalam salah satu hadis dari Ummul Mukminin, Aisyah RA saat berkata, “Nabi SAW ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucap ‘allahumma shoyyiban nafi’an’.” (HR. Al-Bukhari).
Ketika hujan turun dengan sangat deras, maka kita dianjurkan untuk tidak mencelanya melainkan membaca doa berikut:
Allahumma hawaalaina wala ‘alaina. Allahumma ‘alal akami wal jibali wazh-zhorobi wabuthunil audiyati wamanabitisy syajar.
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Al-Bukhari)
- Turunnya Berkah dari Langit
Rasulullah SAW mengambil berkah saat turunnya hujan. Hal ini dilakukan dengan menyikap baju hingga dibasahi air hujan.
Perbuatan tersebut menurut an-Nawawi dilakukan Nabi untuk mengambil berkah dari hujan yang diturunkan oleh Allah SWT. Sunah ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Abu Dawud yang artinya sebagai berikut:
“Ia berkata: Nabi ketika melihat hujan, beliau membuka bajunya. (Riwayat lain dari Imam) Abu Dawud, (Anas) berkata: Nabi menyingkap pakaiannya hingga terkena guyuran hujan.”
“Kami berkata: Ya Rasulullah, kenapa tuan berbuat seperti ini? Rasulullah menjawab: Karena hujan merupakan rahmat yang diberikan Allah” (Riwayat Imam Abu Bakr, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, h. 170).
Ini juga diamalkan dalam ashab syafiiyyah (mazhab syafii) saat terjadi hujan deras yang membahayakan tubuh. Ini seperti disebutkan oleh Imam Yahya bin Syarraf al-Nawawi.
“Sesungguhnya disunahkan di saat awal (turunnya) hujan untuk membuka (pakaian) selain aurat hingga terkena air hujan.”
- Wudhu dengan Air Hujan
Air hujan merupakan air yang dapat menyucikan selama airnya tidak terkontaminasi oleh zat-zat tertentu. Pada suatu kesempatan saat turunnya hujan Rasulullah SAW memerintahkan pada sahabatnya untuk bersuci.
“Keluarlah kalian (para sahabat) bersama kami menuju air ini (air hujan) yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci. Kemudian kami bersuci dengan air ini dan memuji Allah atas nikmat yang diberi.” (HR. Al-Baihaqi)
Akan tetapi, ada juga ulama yang menyarankan kita untuk berwudhu dengan air hujan yang langsung jatuh dari langit. Sebab, air hujan yang sempat tertampung di atas atap rumah dikhawatirkan kotor tidak bersih dan mengandung najis.
Selain itu KH. Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam ceramahnya yang diunggah di media sosial mengatakan bahwa meminum (atau berwudu) air hujan langsung tanpa perantara mempunyai kadar halal tertinggi. Ini karena belum bersentuhan dengan media yang memungkinkan ada potensi keharaman.
Itulah tiga sunah saat turun hujan yangdapat kita lakukan ketika hujan. Mari kita amalkan sebagai bentuk cinta dan meneladani Rasulullah Muhammad SAW.
Foto ilustrasi hujan. Sumber: dream.co.id
Penulis: Elis Parwati