Doa Anak Yatim – Assalamu’alaikum Sahabat Al Hilal! Tak terasa, ya, sebentar lagi Bulan Suci Ramadhan 1444 H segera tiba. Kini menjelang hanya tersisa 67 hari lagi untuk menanti kedatangan tamu mulia yaitu Bulan Suci Ramadhan yang juga merupakan salah satu hari raya terbesar umat muslim.
Menjelang Bulan Suci Ramadhan, tak jarang kalangan muslim setiap harinya beramai-ramai megunggah di sosial media supaya tak melewatkan “Countdown” (hitung mundur) bulan Ramadhan. Tujuannya adalah supaya mereka tak melewatkan momen istimewa yang akan segera datang.
Akan tetapi, bagaimana hukumnya membuat “Countdown” bulan Ramadhan?
Hukum membuat “Countdown” Ramadhan hukumnya boleh-boleh saja selama itu bertujuan baik dan tidak menyalahi aturan islam.
Menghitung hari menuju Ramadhan juga sebetulnya menjadi suatu keharusan bagi kita sebagai umat muslim. Sebab bulan Ramadhan merupakan bualn yang sangat dinanti-nanti dan dirindukan oleh seluruh golongan yang beriman. Allah SWT berfirman,
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al – Baqarah : 185)
Kembali membahas persoalan di atas, biasanya “Countdown” dimaksudkan untuk menghitung waktu demi waktu hingga sesuatu waktu yang dinantikan pun tiba.
Sesungguhnya perbuatan menunggu atau menanti tibanya waktu yang dikhususkan untuk melaksanakan ibadah merupakan salah satu perkara yang sangat mulia. Sama halnya dengan menunggu waktu shalat selepas menunaikannya.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dna mengangkat derajat?” Para sahabat berkata, “Tentu, wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada saat-saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid dan menunggu shalat setelah shalat. Itulah yang namanya ribath (mencurahkan diri dalam ketaatan).”” (HR. Muslim)
Dengan ini setidaknya jadi ada penyemangat bagi kita untuk senantiasa menanti dan berharap agar diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Bulan Suci Ramadhan. Sama halnya ketika kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat mulai dari bulan Rajab dan Sya’ban hingga tiba di bulan Ramadhan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidina Anas bin Malik ra, bahwa dia berkata,
“Rasulullah berdoa segera setelah bulan Rajab datang :
اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahilah bagi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Ahmad di dalam Musnadnya)
Sumber gambar: reformata.com
Penulis: Elis Parwati