Doa Anak Yatim – Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat islam, dan membangun masjid pun merupakan amal jariyah yang amat baik, serta salah satu keutamaannya yaitu mendapatkan rumah di surga kelak. Allah SWT berfiman dalam surat An-Nuur ayat 36 dan 37 yang artinya:
“Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan, dan tidak (pula) oleh jual beli, atau aktivitas apapun dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayar zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.” (QS. An-Nuur : 36-37)
Nah, sering kita temua berbagai masjid yang mewah dan indah. Lantas, Bagaimanakah hukum menghias masjid? Telah disebutkan sebelumnya bahwa para ulama tidak sepakat mengenai hal ini. Berikut merupakan ulasan singkatnya.
1. Boleh secara Mutlak
Para ulama dari kalangan al-Ahnaf (Hanafi) berpendapat bahwa menghias masjid dengan menggunakan emas, perak, ukiran, dan kaligrafi hukumnya boleh secara mutlak sepanjang hiasan itu tidak ditempatkan di Mihrab atau arah kiblat karena dipandang dapat mengganggu konsentrasi Jemaah masjid saat beribadah.
Jika ditempatkan di Mihrab dikhawatirkan dapat menghilangkan keutamaan masjid dalam Islam sebagai tempat ibadah.
2. Makruh
Jumhur ulama seperti mazhab Al-Malikiyah,Asy-Syafi’iyah, dan Al-Hanabilah sepakat bahwa menghias masjid dengan tulisan, gambar,ukiran, atau motif yang timbul dengan emas atau perak atau warna-warna yangmencolok hukumnya adalah makruh. Hal ini didasarkan pada hadits yangdiriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah sebagai berikut.
“Tidak akan terjadi di hari kiamat kecuali bila orang-orang telah bermewah-mewah dalam masjid.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Sementara itu, al-Imam Nawawi rahimahullahberkata,
“Menghiasi masjid hukumnya makruh, karena bisa mengganggu ketenangan orang shalat.” (Al Majmu’ Syarah al Muhadzab)
3. Haram dengan Syarat
Sebagian ulama yang bermahzab Asy-Syafi’iya danAl-Hanabilah berpendapat bahwa menghias masjid dengan material yang mahalseperti emas hukumnya haram dengan syarat karena dipandang sebagai perbuatanyang berlebih-lebihan dan mubadzir.
Karena itulah, menghias masjid secara berlebihantermasuk perkara yang menyelisihi sunnah Nabi karena tidak pernah dicontohkanoleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dalam suaturiwayat, Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila kalian telah menghiasi mushaf-mushaf kalian dan menghiasi masjid-masjid kalian, maka kehancuran akan menimpa kalian.” (HR. Al-Hakim dan at-Tirmidzi)
Masjid yang dihias secara berlebihan akan menimbulkan perasaan bangga terhadap masjid dan hal ini merupakan salah satutanda-tanda kiamat. Rasulullah SAW bersabda,
“Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah manusia berbanagga-bangga dengan masjid.” (HR. An Nasai, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Abu Ya’la, dan al-Baihaqi dalam al-Kubra dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
4. Haram secara Mutlak
Sebagian ulama dari kalangan mahzab Al-Hanabilah berpendapat bahwa menghias masjid dengan apapun hukumnya haram secara mutlak sebagaimana hukum melakukan transaksi jual beli di masjid.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Aku tidak diperintahkan untuk menghiasi masjid.” (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan shahih menurut Ibnu Hibban)
Rasulullah SAW juga bersabda,
“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai manusia berlomba-lomba di dalam (memperindah) masjid.” (HR. Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Syeikh Al-Albani dalam Shohih Al-Jami).
Doa Anak Yatim - Setiap kali menerima gaji, pikiran kita langsung terfokus pada kebutuhan hidup, seperti membayar cicilan, belanja bulanan, atau mungkin membeli barang yang sudah lama diincar. Semua itu wajar karena kebutuhan tidak bisa ditunda. Tapi, sebelum uang habis tanpa terasa, ada satu hal penting yang sering terlewatkan: zakat penghasilan.
Zakat penghasilan hanya 2,5% dari total gaji. T...
Doa Anak Yatim - Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mengandung lima sila yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila pertama dari Pancasila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, memiliki makna yang mendalam, tidak hanya dalam konteks...
Doa Anak Yatim - Dalam kehidupan ini, waktu dan kesempatan adalah dua hal yang seringkali tak kita sadari berharganya hingga keduanya berlalu. Rasulullah SAW telah memberikan nasihat yang sangat berharga melalui haditsnya, yaitu mengingatkan kita agar selalu memanf...
Doa Anak Yatim - Bahagia dalam pandangan Islam bukanlah tentang memiliki banyak harta atau meraih segala keinginan duniawi. Bagi orang beriman, kebahagiaan sejati terletak pada kelapangan hati yang diberikan oleh Allah. Saat hati dilapangkan, kita mampu merasakan k...