Doa Anak Yatim – Melansir NU Online, menurut bahasa arti takziah adalah menghibur, menyatakan bela sungkawa, menyampaikan duka cita, dan menyabarkan keluarga orang yang meninggal dunia.
Dalam kamus Mu’Jamil Wasith, takziah diartikan dengan menghibur agar bersabar atas segala sesuatu yang menimpanya. Sementara menurut Muhammad Ibn Qudamah dalam kitab al-Mugni mendefinisikan takziah sebagai menghibur keluarga yang tertimpa musibah, memenuhi hak-haknya, mendekatinya, dan memenuhi kebutuhannya seperti biasa setelah pemakaman.
Hukum Takziah
Menurut Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar, hukum takziah yaitu sunah atau dianjurkan. Hal ini berbeda dengan mengurus jenazah yang hukumnya adalah fardhu kifayah.
“Ketahuilah, takziah hakikatnya adalah tashabbur (mengajak sabar), menyampaikan hal-hal yang dapat menghibur keluarga orang meninggal, meringankan kesedihannya, dan memudahkan urusan musibahnya. Hukum takziah sendiri adalah sunnah. Ia mercakup urusan amar makruf dan nahi. Ia juga termasuk ke dalam firman Allah, Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, (QS. Al-Maidah [al-Maidah [5]:
Pendapat lainnya mengatakan bahwa hukum takziah yaitu mutahab atau dianjurkan, meskipun orang yang meninggal dunia tidak seagama. Sesuai dengan hadis dari sahabat Amr bin Hazn, Nabi bersabda sebagai berikut.
“Orang mukmin yang melawat (melayat) saudaranya (sesama muslim) yang menderita musibah, niscaya Allah akan memakai pakaian perhiasan kemuliaan kepadanya pada hari kiamat kelak”. (HR Ibnu Majah dan AlBaihaqy).
Tujuan Takziah
Adapun tujuan takziah yaitu bukan sekedar menengok atau melayat pada orang yang meninggal saja, tetapi lebih dari itu tujuan dari takziah yaitu sebagai berikut.
- Menghibur keluarga yang ditinggalkan dan meringankan kesedihannya
- Mendorongnya untuk bersabar
- Mengharapkan pahala dari Allah SWT. Diperbolehkan juga mengucapkan hal-hal baik yang lainnya.
- Menghibur dan membesarkan hati keluarga yang ditinggalkan.
- Diharapkan, takziah juga mampu meringankan musibah keluarga yang ditinggalkan dengan cara mengurus jenazah, menyiapkan keperluannya, sampai memberikan bantuan materi.
- Mendoakan dan memohon ampunan bagi almarhum atau almarhumah. Doa yang dimaksud sebagaimana doa yang dikhususkan bagi jenazah di dalam salat maupun di luar salat.
Adab Takziah
Untuk melakukan takziyah sesuai dengan yang dianjurkan, Sahabat Al Hilal bisa melakukan adab yang sesuai dengan norma berikut ini.
- Menghindari hal-hal yang tabu
Hal tabu yang dimaksud dalam poin pertama ini di antaranya adalah terkait dengan cara berpakaian. Jika akan takziah, sebaiknya menggunakan pakaian yang sopan dan jangan menggunakan riasan yang terlalu berlebihan.
Bukan hanya cara berpakaian saja, kamu juga bisa menghindari pertanyaan sensitif kepada keluarga yang berduka.
- Menunjukkan rasa duka yang mendalam
Selain itu, saat takziah hendaknya juga menunjukkan rasa duka yang mendalam kepada keluarga yang sedang berduka.
Hal itu bisa ditunjukkan dengan mengucap belasungkawa dan menampakkan raut wajah berduka.
Dalam suasana duka saat bertakziah, kamu mungkin akan bertemu dengan teman ataupun kenalan lainnya.
Meskipun kamu mungkin sudah lama tidak bertemu, tetapi sebaiknya berbicara seperlunya di tempat duka. Lain halnya jika kamu sudah berada di tempat lainnya.
Adab terakhir yang bisa kamu lakukan adalah jangan mengumbar senyum. Sebab, mengumbar senyum saat takziah bisa menimbulkan persepsi yang buruk.
Maka dari itu, alangkah baiknya untuk menunjukkan raut duka saat berada di rumah duka.
Keutamaan Takziah
Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Mas’ud, keutamaan takziah yaitu mendapatkan pahala seperti orang yang terkena musibah.
“Siapa saja yang bertakziah kepada orang yang terkena musibah, maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang mendapat musibah tersebut,” (HR. at-Tirmidzi dan al-Baihaqi).
Sementara itu, dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja yang bertakziah kepada orang yang kehilangan putranya, maka dia akan diberikan pakaian keagungan di surga,” (HR. At-Tirmidzi).
Keutamaan tersebut juga bisa didapatkan bukan hanya untuk laki-laki, tetapi juga bagi perempuan. Seperti dalam riwayat Abdullah ibn Umar, disebutkan bahwa Rasululllah SAW pernah mendapati putrinya Siti Fatimah ra keluar rumah kemudian ditanya:
“Wahai Fathimah, apa yang membuatmu keluar rumah?” Siti Fathimah menjawab, “Aku mendatangi keluarga si mayit ini, kemudian memohonkan rahmat untuk mayit mereka, sekaligus menghibur mereka.” (HR. Abu Dawud dan an-Nasai).
Sumber: Dream.co.id
Penulis: Aisyah