Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, seperti yang telah kita ketahui ilmu adalah salah satu jalan untuk menggapai keridhoan Allah serta mendapat keselamatan di sisi-Nya pada hari kiamat kelak. Ilmu ibaratkan lentera yang menerangi kebodohan dan menepis segala keraguan.
Allah berfirman : “Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”. (QS. Al-Maidah : 16).
Lantas, darimanakah kita bisa mendapatkan ilmu?
Melalui Al Quran kita bisa mendapatkan ilmu. Al Quran merupakan ilmu, pendidikan dan pedoman hidup yang berasal dari Allah SWT. Al Quran tidak pernah ada habisnya menyiratkan suatu makna, itu adalah salah satu bukti betapa besarnya ilmu yang terdapat di dalamnya.
Tak hanya perihal agama saja yang tercantum dalam Al Quran. Namun, ada juga ilmu-ilmu umum dan sains di dalamnya. Di zaman yang sudah serba modern ini banyak sekali peneliti yang menjadikan Al Quran sebagai instrumental mereka, untuk membuktikan ilmu dalam Al Quran secara ilmiah.
Orang-orang yang bisa memahami ilmu yang ada di dalam Al Quran ialah para Rasul dan ulama. Namun, di zaman kita saat ini Rasul sudah tidak ada lagi jadi diwakilkan oleh para ulama yang menjadi sumber ilmu.
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. At-Tirmidzi).
Merekalah yang menjadi panji kebenaran dan menara yang menerangi umat dalam mengarungi kehidupan, sehingga semua mendapat kebahagiaan, kemenangan dan kemuliaan.
Ulama itu laksana bintang-bintang yang menjadi pertanda di tengah jalan gelap gulitanya daratan dan lautan. Oleh sebab itu, jika sinar bintang-bintang ini redup dan padam, maka pencari jalan pun akan mudah tersesat.
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu langsung dari dada manusia. Tetapi Dia mencabutnya dengan mewafatkan para ulama. Maka jika tidak ada lagi seorang alim pun, manusia akan mengangkat orang-orang yang bodoh sebagai pemimpin. Mereka ditanya (dimintai fatwa). Dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Merka sesat lagi menyesatkan.” (HR. Bukhari).
Ilmu yang pertama-tama dicabut adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu batin yang dapat memperbaiki dan meluruskan hati. Itulah ilmu para ulama. Sehingga jika sumber ilmu ini dicabut oleh Allah, maka akhirnya terjadilah kiamat, ketika penduduk bumi menjadi sejahat-jahatnya makhluk dan hidup dalam kegelapan.
Dan sungguh, satu orang faqih, lebih berat dan lebih menyusahkan bagi syaitan daripada seribu orang ahli ibadah (yang kosong akan ilmu). Karena manfaat ahli ibadah hanya terbatas pada dirinya semata, sedangkan seorang faqih, maka ia sejatinya telah menjaga agama Allah Azza wa Jalla dan memberi kemanfaatan kepada sesama manusia.
Rasulullah bersabda : “Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian.” Setelah itu beliau melanjutkan, “Sesungguhnya Allah, para malaikat, para penduduk langit dan bumi, bahkan semut di lubangnya, dan para ikan mendoakan pengajar kebaikan pada manusia.” (HR At-Turmidzi).
Sahabat Al Hilal, ilmu ibaratkan lentera untuk kita menuju surga-Nya. Memohonlah kepada-Nya agar kita diperkenankan dianugerahkan ilmu yang bermanfaat oleh-Nya. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin.
Sumber gambar: Instagram Pesantren Yatim AlHilal
Penulis: Elis Parwati