Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, menjadi seorang yatim bukanlah kemauan mereka. Menjadi seorang yatim, yang keluarganya tak lagi selengkap sebelumnya karena ditinggal wafat oleh ayahnya adalah cobaan yang sangat besar bagi seorang anak yang usianya masih belia.
Jangankan anak-anak yang usianya masih belia, terkadang kita yang sudah beranjak dewasa pun kerap kali menganggap bahwa kehilangan seorang figur Ayah adalah cobaan yang sangat berat. Apalagi bagi mereka yang usianya masih sangat belia, ketika kehangatan, kasih sayang dan bimbingan dari seorang Ayah masih sangat dibutuhkan.
Dalam islam, anak yatim merupakan anak yang masih belum menginjak usia baligh, tetapi ia sudah ditinggal wafat oleh ayahnya. Kedudukan seorang anak yatim sangat istimewa, ia sangat dimuliakan oleh Allah SWT, bahkan Baginda Rasulullah SAW pun sangat mencintainya.
Dikutip dari berbagai sumber, pernah dikisahkan tentang Rasulullah SAW yang tengah keluar rumah untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Beliau melihat anak-anak kecil sedang bermain riang di jalanan. Namun, matanya menangkap salah satu anak yang sedang duduk dengan jarak yang cukup jauh dari anak-anak tersebut.
Ia berpakaian sederhana, wajahnya terlihat murung. Melihat anak tersebut Rasulullah SAW pun segera menghampirinya, lalu bertanya kepadanya, “Nak, mengapa kau menangis? Engkau tidak bermain bersama anak-anak yang lainnya?”
Anak kecil itu tidak tahu bahwa orang yang bertanya kepadanya adalah Rasulullah SAW, ia pun menjawab, “Paman, ayahku telah wafat. Ia mengikuti Rasulullah SAW dalam menghadapi musuh di sebuah pertempuran, tetapi ia gugur di medan perang tersebut”.
Rasulullah SAW tetap mendengarkan cerita anak tersebut. “Ibuku menikah lagi, ia memakan warisanku, peninggalan dari Ayah. Sedangkan suami barunya mengusirku dari rumahku sendiri. Kini aku tidak memiliki apapun. Makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Aku bukan siapa-siapa. Dan hari ini aku melihat teman-temanku merayakan hari raya bersama Ayah mereka lalu perasaanku dikuasai oleh nasib hampa tanpa Ayah. Untuk itulah aku menangis”.
Mendengar cerita anak tersebut, Rasulullah SAW pun lekas mengusap kepala anak tersebut, lalu berkata, “Nak, dengarkan baik-baik. Apakah kau mau bila aku menjadi Ayah, Aisyah menjadi ibumu, Ali menjadi pamanmu, Fatimah menjadi kakakmu dan Hasan Husein sebagai saudaramu?”.
Mendengar apa yang ditawarkan Rasulullah, anak itu langsung menyadari bahwa orang itu adalah Rasulullah SAW.Lalu ia pun menerima tawarannya dengan senang hati, sejak saat itu anak kecil tersebut menjadi anak angkat Rasulullah SAW.
Melalui kisah itu, dapat kita ketahui bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi, mengasihi dan melindungi anak yatim. Sebagai umat muslim kita telah diajarkan untuk selalu berbuat baik kepada siapa pun, salah satunya anak yatim. Allah SWT juga menganjurkan kita untuk memelihara dan menyantuni anak yatim. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, dari Sahl bin Sa’ad ra. berkata :
Rasulullah SAW. bersabda : “ Aku dan orang yang memelihara anak yatim dalam surga nanti seperti ini.” Rasulullah SAW. mengisyaratkannya dengan mendekatkan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya. (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW. bersabda : “ Sebaik-baik rumah kaum muslimin adalah rumah yang terdapat didalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruknya rumah adalah yang didalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.” (HR. Ibnu Majah)
Sumber gambar: kumparan.com
Penulis: Elis Parwati