Doa Anak Yatim – Mengutip dari situs quranbest.com yang menceritakan Syaikh Abdul Qayyum –hafidzahullah–dimana beliau merupakan seorang pengajar di Fakultas Hadis Universitas Islam Madinah, pernah berbagi tentang nasihat yang sangat mendalam dari Syaikh As Syinkithi asal Mauritania: “Hafalkan Al-Quran hingga ia menjadi bagian tak terpisahkan dari dirimu, mengalir dalam urat nadimu bersama darahmu!” Al-Quran memang seharusnya mengalir bersama darah. Di Mauritania, masyarakat di sana menghafal Al-Quran sehingga menjadi bagian dari diri mereka. Tidak seperti kita, yang meskipun sudah menghafalnya, seringkali banyak yang terlupa atau salah saat diingat kembali. Ilallahil Musytaka (Hanya kepada Allah kita mengadu).
Di Mauritania, ada sebuah desa di mana seluruh penduduknya menghafal Al-Quran, kecuali satu orang, seorang penggembala miskin. Penggembala tersebut menjadi terkenal, bukan karena prestasi, melainkan karena ia satu-satunya yang belum hafal Al-Quran di desanya. Dapat dibayangkan betapa malunya dia!
Setiap harinya, penggembala tersebut bekerja keras sejak pagi hingga sore untuk menggembalakan ternaknya. Malamnya, dia merasa kelelahan dan hampir tak punya waktu untuk belajar. Namun, rasa malunya terus mendorongnya untuk tidak menyerah. Akhirnya, dia datang kepada seorang guru ngaji dengan tekad kuat, “Saya ingin belajar dan menghafal Al-Quran!” Tetapi, bagaimana mungkin ia bisa meluangkan waktu untuk menghafal Al-Quran di tengah kesibukannya?
Suatu pagi, saat penggembala itu melewati rumah Syaikh dalam perjalanan ke ladang, Syaikh tersebut akan membacakan satu kalimat dari Al-Quran, dan penggembala itu menghafalkannya sepanjang hari. Sejak meninggalkan rumah Syaikh, bibirnya tak henti-henti melafalkan kalimat tersebut.
Dengan tekun, ia mengulang kalimat itu—10 kali, 100 kali, bahkan ribuan kali jika diperlukan. Sepanjang hari, mulai dari matahari terbit hingga terbenam, ayat tersebut menjadi pendamping setianya. Ia terus mengulanginya tanpa henti, bahkan saat ia sedang memanjat pohon untuk mengambil pakan ternak, ayat tersebut terus terngiang di hatinya. Berkat ketekunannya yang luar biasa, ia berhasil menghafal seluruh Al-Quran. Setiap kalimat tersimpan dengan kuat dalam ingatannya karena telah diulang ribuan kali, dari pagi hingga malam, selama bertahun-tahun.
Dengan semangat yang membara, ia akhirnya berhasil menghafal seluruh Al-Quran.
Kisah ini mengajarkan kita tentang kekuatan tekad. Penggembala ini menunjukkan bahwa tidak ada alasan untuk tidak berhasil. Jika dia bisa menghafal Al-Quran dengan metode tersebut, kita juga bisa menemukan waktu dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Masya Allah.
Sumber gambar: Madaninews
Penulis: Elis Parwati