Doa Anak Yatim – Dikutip dari laman republika.co.id, bahwa Islam sangat menekankan kejujuran dan melarang keras kebohongan. Ada banyak ayat Al Quran serta hadits Rasulullah SAW yang menegaskan hal tersebut. Salah satu di antaranya adalah QS at-Taubah ayat 119, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).”
“Ayat ini menegaskan bahwa ketakwaan dan kejujuran itu saling berkaitan. Kejujuran punya makna atau menjadi ibadah kalau dilandasi ketakwaan. Tidak mungkin orang bertakwa kalau dia tidak jujur,” kata Guru Besar IPB, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS.
Kiyai Didin juga menambahkan, ada empat sifat yang wajib dimiliki oleh para Rasul. Salah satu di antaranya adalah shiddiq (benar atau jujur). Lawannya adalah dusta.
Kiyai Didin mengutip sebuah hadis Rasulullah yang menekankan pentingnya kejujuran dan mengingatkan bahaya kebohongan.
“Berlakulah jujur, sesunguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan menghantarkan ke surga. Dan, seseorang yang senantiasa berlaku jujur akan tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah dusta. Sesungguhnya dusta akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan seseorang ke dalam neraka. Seseorang yang sering berdusta akan tercatat disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR Muslim).
Dari hadits tersebut, dapat dijelaskan bahwa sumber dari kebaikan yaitu kejujuran, dan pastinya jika kita berbuat baik, maka akan menghasilkan keberkahan pula.
Tentu, kebaikan yang dilakukan akan mengantarkan seseorang untuk masuk surga. Karena, salah satu pintu di surga yaitu Pintu Kejujuran. “Hendaklah kalian menjadi orang yang jujur (shiddiq). Sebab, Shiddiq merupakan salah satu pintu di surga.
Hendaklah kalian menjauhi dusta, sebab dusta merupakan salah satu pintu di neraka,” tutur Kiyai Didin mengutip salah satu hadis Rasulullah SAW. Oleh karena itu, kejujuran butuh pembiasaan diri untuk senantiasa mengamalkannya serta butuh didikan yang ditanamkan sejak dini.
Sebaliknya, seseorang haruslah menghindari sifat dusta, karena dusta merupakan penyakit yang sangat berbahaya serta merupakan sumber dari kejahatan dan kemunafikan.
Rasulullah SAW pernah menegaskan, ada tiga tanda orang munafik. Salah satunya adalah kalau berbicara, dia berdusta.
Sesungguhnya, bencana yang besar bukanlah bencana alam, melainkan Dusta! Sahabat Al Hilal, semoga kita semua senantiasa dijauhkan dari sifat dusta, sehingga kita selalu menjadi Hamba Allah SWT yang selalu berkata dan berbuat jujur.
Aamiin yaa Rabbal’aalamiin.
Pesan Nabi Muhammad, “Berlakulah jujur, dan jauhilah dusta.”
Sumber: bincangsyariah.com
Penulis: Aisyah