Doa Anak Yatim – Jika ingin menangkap ayam, jangan dikejar ayamnya, nanti kita kelelahan dan ayam pun malah akan menjauh. Namun, berikanlah ia beras, dengan beras dan makanan ayam sejenis, nanti dengan mudah ia akan datang secara suka rela.
Seperti itulah rezeki, keluarkanlah sedekah, nanti rezeki akan datang menghampiri kita teoat waktu. Selayaknya yang termaktub dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 261 yang artinya:
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”
Pada hakikatnya, manusia yang hidup di dunia ini dianjurkan untuk berikhtiar mencari rezeki, salah satunya dengan cara bekerja. Hal ini juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Sebetulnya, sejak kita sudah berada di dalam rahim ibu, maka mulai dari sanalah Allah SWT telah menetapkan rejeki hamba tersebut. Dan rezeki setiap orang tidak tertukar, namun sudah tertakar, karena Allah SWT telah menetapkannya.
Lantas, kenapa manusia masih harus bekerja untuk mengais rezeki yang sudah Allah tentukan?
Ketika Allah Mengatur Rezeki Manusia Kenapa Kita Harus Bekerja?
Untuk meluruskan pertanyaan itu, mari simak penjelasan Ustaz Adi Hidayat yang dilansir klikpendidikan.com yang dibagikan melalui kanal Youtube Ustadz Berbakat berikut.
Terkait antara bekerja dan rezeki, Ustaz Adi Hidayat memberi ketegasan melalui kandungan dari ayat Al-Quran.UAH menyebutkan bahwa rezeki sudah ditetapkan, memang betul adanya dan itu tercantum dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyat ayat ke 22 yang artinya:
“Di langit terdapat pula (hujan yang menjadi sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.”
Maka, mustahil ada manusia yang lahir ke muka bumi tanpa rezeki. Namun, masih ada pertanyaan terkait apabila rezeki sudah ditetapkan kenapa kita harus bekerja?
Lalu, UAH memperkuatkan penjelasannya dengan kandungan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayak 168 yang artinya:
“Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.”
Didalamnya disebutkan bahwa manusia dipersilakan bekerja dan beraktivitas di muka bumi untuk mencari makan yang halal dan baik, Jelas UAH dalam Ceramahnya.
Sumber gambar : Jakarta Media Center
Penulis: Elis Parwati