Doa Anak Yatim – Pada suatu hari, Tsalabah bin Hathib al-Anshari menemui Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam untuk meminta doa agar diberi rezeki yang berlimpah. Tsalabah hidup dalam kemiskinan, hanya memiliki satu pakaian yang dipakai bergantian dengan istrinya.
Meskipun Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wasallam selalu menolak permintaannya, Tsalabah bersumpah, “Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran. Jika engkau memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan Dia memberiku harta, aku akan memberikan hak setiap orang yang berhak menerimanya.”
Akhirnya, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam memohonkan doa dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkannya. Tsalabah menjadi kaya dengan diberikan seekor kambing betina yang kemudian berkembang biak menjadi ribuan ekor. Namun, di tengah kesuksesannya, Tsalabah mulai melupakan janjinya. Ia lalai dalam salat dan enggan membayar zakat, takut hartanya berkurang.
Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam beberapa kali mengutus orang untuk mengambil zakat dari Tsalabah, tetapi ia selalu menghindar. Ketika perintah zakat turun dalam surah At-Taubah ayat 75-76, yang bercerita tentang orang-orang yang mengingkari janji setelah diberi kekayaan, Tsalabah merasa takut. Seorang kerabat memberitahunya tentang wahyu tersebut, dan Tsalabah segera menemui Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam untuk membayar zakatnya. Namun, Rasulullah menolak, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarangku untuk menerima zakatmu.”
Betapa terkejut dan terpukulnya Tsalabah mendengar hal ini. Bahkan, ketika ia mencoba membayar zakatnya kepada Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, mereka semua menolak dengan alasan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam tidak menginginkannya. Tsalabah pun wafat tanpa sempat menyucikan hartanya dengan zakat.
Kisah Tsalabah memberikan pelajaran, bahwa kekayaan yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kewajiban zakat adalah untuk membersihkan harta kita dan membantu mereka yang membutuhkan. Tidak ada orang yang jatuh miskin karena berzakat. Yang dikeluarkan adalah hak milik orang lain yang harus disisihkan dari pendapatan kita, menjadikan harta kita lebih berkah.
Semoga kita semua mengambil hikmah dari cerita ini. Wallahu a’lam.
Sumber gambar: iainutuban.ac.id
Penulis: Elis Parwati