Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, kematian merupakan suatu kepastian bagi semua yang bernyawa, termasuk kita, manusia. Namun, saat tiada, apa saja yang dapat kita bawa kelak? Dan apa saja yang dapat menyelamatkan kita di dunia saat kita berada di akhirat? Dalam hadis disebutkan tentang amalan jariyah yang pahalanya tak terputus, meski yang melakukannya sudah tiada, yaitu:
“Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebarluaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya.” (HR. Ibnu Majah)
Berikut 5 (lima) bentuk sedekah jariyah:
1. Sedekah atau Wakaf Pembangunan Masjid
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
Artinya:
“Barangsiapa yang membangun masjid demi mencari wajah Allah, niscaya Allah bangunkan rumah baginya di surga.” (Terdapat dalam Ash-Shahihain)
Membangun masjid atau rumah Allah sangat tinggi nilai pahalanya di sisi Allah Swt. Masjid adalah sentra ibadah dan aktivitas kebaikan bagi umat Islam. Oleh karena itu, setiap kebaikan yang dilakukan dengan adanya masjid akan tercatat sebagai amalan yang terus mengalir bagi yang bersedekah atau berwakaf untuk berdirinya masjid.
2. Sedekah atau Wakaf Sumur atau Penggalian Air
Dahulu kala, rakyat Madinah pernah mengalami masa kekeringan yang parah. Di saat yang lain kesulitan air, ada satu sumur milik seorang Yahudi yang masih memancarkan air.
Rasulullah SAW pun bersabda:
“Wahai Sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surga-Nya Allah Ta’ala.” (HR. Muslim)
Seruan Rasulullah pun langsung disambut dengan semangat oleh sahabat nabi, Utsman bin Affan yang dikenal kaya raya. Ia pun membeli sumur Raumah milik orang Yahudi tersebut, setelah negosiasi yang panjang. Sumur itu pun dibeli dengan harga yang sangat tinggi. Hingga saat ini kebermanfaatan sumur tersebut terus berlanjut dengan berubahnya sumur Raumah menjadi hotel bintang lima, Hotel Utsman bin Affan. Sedekah semacam ini juga sama halnya dengan sedekah untuk kepentingan fasilitas umum, misal sedekah pohon, sedekah pembangunan jembatan, dll.
3. Sedekah untuk Anak-Anak Yatim
Anak-anak yatim merupakan sosok-sosok yang sangat diperhatikan oleh Rasulullah SAW. Dalam sabdanya beliau mengisyaratkan kedekatan dengan anak yatim ibarat jari telunjuk dan jari tengah (dalam H.R. Bukhari no. 4998 dan 5659). Menyantuni anak yatim dan mengasuhnya dengan baik merupakan teladan penuh kasih sayang yang Rasul contohkan. Untuk itu, bagi umat Islam yang mampu sudah selayaknya menyisihkan hartanya untuk anak-anak yatim dan mengurangi beban mereka. Bahkan Allah SWT pun mengecam bagi orang-orang yang suka menghardik anak yatim dan enggan memberi makan fakir miskin. Allah menyebut mereka itu sebagai pendusta agama sebagaimana yang termaktub dalam QS al-Ma’un (105), ayat 1-5.
4. Sedekah untuk Pesantren
Pesantren merupakan cikal bakal bagi muslimin dan muslimat yang menguasai ilmu agama, calon pemimpin bangsa dan sekaligus penerus perjuangan dakwah Islam. Dengan berdirinya pesantren-pesantren, umat Islam akan berada dalam cahaya terang oleh ilmu, adab dan akhlak. Oleh karena itu, mendukung pesantren dengan sedekah akan mendatangkan pahala yang begitu berlimpah. Pahala itu bersumber dari pahala dari para santri yang menuntut ilmu, membaca Al Quran, beribadah di pesantren, saat para santri menghafal Al Quran, maka pahala dari setiap hafalan itu akan mengalir bagi yang mendukung berdirinya pesantren. Apalagi, jika pesantren tersebut adalah pesantren untuk dhuafa atau muallaf atau untuk orang-orang yang membutuhkan lainnya.
5. Sedekah Sarana Dakwah Para Dai
Keberadaan para dai di tanah air menjadi ujung tombak dakwah Islam yang masih belum sepenuhnya dirasakan oleh umat. Banyak umat Islam di belahan negeri ini yang jarang sekali menerima asupan iman berupa pelajaran Islam dari para dai, khsususnya bagi mereka di pedalaman. Tantangan berdakwah bagi para dai adalah tanggungjawab kita semua, karena sesama muslim adalah saudara. Allah SWT pun sudah mengingatkan hal tersebut dalam Q.S. Al-Hujurat (10) sebagaimana berikut:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.”
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah pun juga menyatakan bahwa sesama muslim harus saling menyayangi
رَوَى اْلبُخَارِيُّ عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya:
“Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas, beliau meriwayatkannya dari Nabi sholallohu’alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari)
Itulah tadi beberapa macam sedekah jariyah yang dapat Sahabat Al Hilal amalkan. Insya Allah, jika Sahabat melaksanakannya, maka pahala akan terus mengalir meskipun Sahabat telah tiada di dunia. Wallahu’alam.
Sumber gambar: absbandung.sch.id
Penulis: Aisyah