Doa Anak Yatim – Kita wajib bisa dengan bijak menggunakan serta memakai kemajuan teknologi yang terdapat. Bermanfaat ataupun tidaknya kemajuan teknologi memanglah bergantung dari perilaku serta metode seorang dalam memakainya.
Kemajuan teknologi hari ini ibarat pisau yang bermata 2. Sebab bisa bawa kemaslahatan ataupun juga kemudharatan. Seluruhnya bergantung dari siapa yang memakainya. Bila yang memakai merupakan orang baik diiringi dengan hasrat baik, insyaaAllah kemajuan teknologi bisa bawa kemaslahatan.
Tetapi kebalikannya pula, bila digunakan oleh orang jahat dengan hasrat yang jahat, pasti hendak bisa bawa kemudharatan. Tidak hanya akibatnya, sisi mata 2 dari kemajuan teknologi dapat dilihat dari pahala ataupun juga dosa yang bisa diterima oleh penggunanya.
Jelas seluruh pula bergantung dari metode memanfaatkannya. Bila dipakai buat perihal yang positif serta kebaikan hingga pahala menurutnya, tetapi kebalikannya bila digunakan buat percuma serta kemaksiatan hingga dosa menurutnya.
Serta untuk kita selaku seseorang muslim, pasti diwajibakan buat menggunakan kemajuan teknologi denagan hasrat baik demi bawa kemaslahatan orang banyak. Dengan begitu kita juga hendak memperoleh pahala.
Tidak hanya itu, seseorang muslim pula diperintahkan buat meninggalkan apa yang tidak bermanfaat menurutnya. Tidak terkecuali pula dalam perihal pemakaian teknologi. Sebab itu, jauhilah pemakaian yang tidak cocok dengan syariat. Yang mana perihal itu cuma hendak bawa keburukan serta dosa. Rasulullah Shallallahu‘ alahi wa sallam bersabda:
مِنْحُسْنِإِسْلاَمِالْمَرْءِتَرْكُهُمَالاَيَعْنِيْهِ.حَدِيْثٌحَسَنٌ,رَوَاهُالتِّرْمِذِيوَغَيْرُهُهَكَذَا.
“ Di antara ciri kebaikan keIslaman seorang: bila ia meninggalkan hal- hal yang tidak berguna menurutnya.”( Hadits hasan, diriwayatkan oleh at- Tirmidzi nomor. 2318 serta yang yang lain)
Tidak hanya itu, seseorang muslim harus pula waspada terhadap akibat kurang baik dari teknologi yang dapat mengenai siapa saja. Sebab semacam pisau bermata 2 tadi, kemajuan teknologi pula bisa mempermudah seorang buat melaksanakan kejahatan.
Serta bisa jadi salah satu kewaspadaan yang harus diterapkan oleh kalangan muslimin dalam fenomena kemajuan teknologi merupakan banyaknya penipuan. Penipuan yang dicoba juga tidak tidak sering membuat pelakunya berkamuflase supaya kedok penipuannya tidak dikenal oleh orang banyak.
Tidak terkecuali pula pada fenomena- fenomena orang yang berpura- pura baik, sementara itu menaruh hasrat jahat. Waspadalah. Seluruh orang dapat terserang. Tidak hirau pakah ia orang kaya, miskin, ganteng, menawan, apalagi seseorang Ustadz sekalipun.
Wujud kamuflase yang tidak kalah bahaya merupakan dapat saja terdapat orang- orang tertentu yang berpura- pura alim buat modus tertentu, sementara itu sebenanrya berperilaku sangat kurang baik. Contohnya saja sebagian pria yang pura- pura jadi‘ Ustadz sosmed’, posting dakwah serta berikan banyak nasehat, sementara itu tujuannya buat menarik serta menarik kalangan hawa.
Hingga hati- hatilah para pengguna sosmed, jangan gampang terpesona dengan‘ casing’ profil seorang di sosmed saat sebelum betul- betul percaya. Bukan bermaksud su’ udzon, tetapi kita pula diwajibakan waspada dengan orang asing yang baru kita tahu.
Sekali juga tidak langsung menuduh kurang baik pada tiap orang, tetapi minimun jangan sangat percaya pada tiap orang asing saat sebelum kita betul- betul ketahui siapa diri mereka sesungguhnya. Kita juga dapat mencari ketahui siapa orang tersebut dari sebagian sumber buat berikan kepercayaan siapa wujud mereka.
Mudah- mudahan kita seluruh bisa menggunakan kemajuan teknologi dengan baik serta cocok syarat syariat. Sehingga dengan begitu kita hendak mendapatkan banyak kebaikan serta pahala. Di sisi lain, mudah- mudahan kita pula dapat waspada terhadap seluruh kemungkina wujud kejahatan yang dapat terjalin akibat kemajuan teknologi.