Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, setelah sebelumnhya kita telah mengetahui adab dari bertamu, maka sekarang kita akan membahas mengenai Adab Menerima Tamu dalam Islam. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam yang ditulis Bachrul Ilmy, berikut adab menerima tamu dalam Islam, yuk kita simak!
1. Mengundang Orang-Orang yang Bertakwa pada Allah SWT
seperti dalam hadits berikut
اَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ
Artinya: “Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR Abu Dawud).
2. Tidak Mengundang Berdasarkan Tingkat Ekonomi
artinya mereka yang miskin harus ikut diundang
شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ
Artinya: “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR Bukhari Muslim).
3. Menjawab Salam dan Menyambut Tamu
مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى
“Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR Bukhari).
4. Menghidangkan Makanan dan Minuman Tanpa Memberatkan Tuan Rumah
sesuai QS Adz Dzariyat ayat 27
فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ
Artinya: Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan
5. Mempersilahkan Tamu yang Tua Lebih Dulu dengan Maksud Menghormati
sesuai hadits berikut
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيْرَنَا فَلَيْسَ مِنَّا
Artinya: “Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari).
6. Menjamu dan Mempersilahkan Jika Ingin Menginap
sesuai ketentuan dalam hadits muttafaqun’alaih berikut
الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيَْلَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قاَلُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمَهُ؟ قَالَ :يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْئَ لَهُ يقْرِيْهِ بِهِ
Artinya: Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya. Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah SAW berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”
Semoga penjelasan menerima tamu yang sesuai sunnah dalam hadits Rasulullah SAW, dapat selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Sahabat Al Hilal, ya.
Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin.
Sumber: dekorunik.com
Penulis: Aisyah