Doa Anak Yatim – Seperti yang Sahabat al Hilal ketahui, bahwasanya anak yatim memiliki keistimewaan didalam Islam serta dimuliakan oleh Rasulullah SAW. Melalui ayat-ayat Al-Quran dan hadits pun juga dijelaskan bahwa kita harus memberikan perhatian lebih serta menyantuni anak yatim. Adapun bagi orang-orang yang memberikan perhatian lebih serta menyantuni anak yatim akan mendapatkan ganjaran berupa pahala yang besar dari Allah SWT.
Lalu, siapakah yang bisa dibilang sebagai “Anak Yatim” tersebut? Dan sampai kapankah seseorang dikatakan sebagai anak yatim? Ustadz Ahmad Sarwat, selaku Pakar Fiqih sekaligus Direktur Rumah Fiqih Indonesia (RFI) mengatakan, bahwa pengertian yatim dalam syariat tidak jauh berbeda maknanya secara bahasa.
Beliau menjelaskan bahwa yatim merupakan anak yang kehilangan ayah disaat belum mencapai usia baligh, yang ditandai dengan mencapai usia 15 tahun atau sudah ‘mimpi basah’ bagi laki-laki dan haid (datang bulan) bagi perempuan. Beliau pun mengutip pendapat Imam As-Syairazi As-Syafi’i (w 476 H), bahwa “Yatim adalah seorang yang tidak memiliki ayah sedang dia belum baligh. Setelah baligh maka orang itu tidak disebut yatim” (Abi Ishaq As-Syairazi w 476 H, Al-Muhaddzab, h 3/ 301).
Kemudian, Imam As-Sarakhsi Al-Hanafi juga menyebutkan, bahwa “Ketika seseorang itu sudah mimpi basah, maka telah keluar dari sifat yatim” (As-Sarakhsi Al-Hanafi w 483 H, Al-Mabsuth, h 10/ 30). Hal tersebut didasari dari sebuah hadits Nabi Muhammad SAW, bahwa “Tidak disebut yatim orang yang telah hulm/ baligh” (HR. Abu Daud). “Dan baligh tersebut ditandai dengan keluar mani pada anak laki-laki dan mendapatkan darah haid pada anak perempuan”, ujar ustadz Sarwat.
Santunan terhadap anak yatim tetap dapat diberikan kepada anak yang sudah baligh tersebut. Meskipun statusnya bukan anak yatim lagi, akan tetapi sama-sama mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah SWT. Seperti anak lainnya, anak yatim juga membutuhkan nafkah atau uang serta semua kebutuhannya.
Selain itu, anak yatim juga butuh sosok sebagai pengganti ayahnya. Jika bukan kita, siapa lagi yang akan melakukannya? Semoga sahabat al Hilal semua senantiasa diberikan kesempatan untuk menyantuni anak yatim layaknya Rasulullah SAW.
Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
-TA