Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, terkadang berbagai cara telah kita tempuh untuk menghindari rasa sepi yang tanpa sadar kerap kali menempati bagian terdalam dari diri kita. Namun, pada akhirnya waktulah yang menjawab.
Tanpa kita sadari, rasa sepi tidak akan pernah tercipta kecuali bukan karena hati kita yang sedang jauh dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Padahal, kita tahu bahwa Dia selalu ada di sisi kita untuk menemani dan mengiringi setiap langkah yang kita tempuh.
Mungkin di usia kita sekarang rentan mengalami fase yang dalam pikirannya muncul berbagai pertanyaan tentang perjalanan hidup. Ketika orang lain telah memulai kehidupan baru dan menata masa depan dengan berbagai pencapaian dan hal-hal yang bisa mereka dan orang lain banggakan.
Terkadang dalam hati kecil kita merutuki diri sendiri, berpikir kenapa hidup ini enggan berpihak kepada kita?
Di situlah kita mulai mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul dalam pikiran kita. Tanpa sadar, hati bertanya-tanya, ke mana perginya orang-orang yang dulu selalu ada menemani kita di mana pun dan kapan pun kita berada?
Perlahan-lahan mereka mulai lenyap menjauh pergi dengan kesibukkan dan pencapaiannya masing-masing tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Akan tetapi, semakin kita mencari, rupanya malah semakin kita terjatuh dan terpuruk oleh keadaan yang kini tengah kita alami.
Sekali lagi kita merutuki nasib diri kita sendiri ketika melalui media sosialnya kita menemukan sesuatu yang tidak ada dalam hidup kita. Lalu, kita kembali menyalahkan takdir.
Lantas kita mengasingkan diri dari lingkungan yang tadinya membuat kita nyaman ternyata akhirnya jadi tak nyaman karena keadaan. Kita mulai sibuk meratapi kenyataan, mulai membenarkan apa yang dulu tidak pernah kita percayai. Tentang bahwa kehidupan orang yang mulai tumbuh dewasa dipenuhi dengan rasa perih dan luka.
Sahabat Al Hilal, setiap orang pasti pernah berada di titik terendah, sehingga membuat mereka pergi mencari pelarian dari masalah yang tengah berlomba-lomba mengerubuni hidupnya dan tak kunjung pergi. Sebagian dari mereka memanglah berhasil, tetapi bukan berarti sebagian dari mereka tidak berhasil.
Namun, ketika sedikit lagi mereka sampai di garis finish-nya, mereka lupa bahwa sabar itu diperlukan. Sehingga tak sedikit dari mereka yang memilih mengakhiri segalanya karena lupa dengan sabar, juga lupa bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah sebaik-baiknya penolong yang selalu ada menemani kapan pun di mana pun kita berada.
Segala doa yang kita panjatkan selama ini mungkin tak langsung Allah ijabah agar kita bisa menuntaskan segalanya dengan sabar. Air mata yang senantiasa mengalir pun tak lantas membuat apa yang tengah kita hadapi bisa selesai begitu saja. Seharusnya kita tetap berikhtiar, sampai bisa menyadari bahwa Allah itu selalu ada.
Hingga akhirnya setelah berbagai macam hiruk pikuk hidup yang dijalani, kita akan menemukan jawaban yang selama ini kita cari. Dan kita pun akan tiba di waktu dimana hati kita telah ikhlas, sehingga dapat kembali menata kehidupan dengan hati yang tak pernah merasakan bosan dalam memanjatkan rasa syukur.
Dan kita percaya bahwa :
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (QS.Ali’Imran:173)
Sumber gambar: dewiku.com
Penulis: Elis Parwati