Doa Anak Yatim – Sahabat al Hilal, sering kita temui banyak bayi tak bedosa yang ditaruh begitu saja di tempat umum, lalu ditinggalkan.
Bahkan, anak balita yang belum mengerti apapun dibiarkan tak terurus, dan anak remaja pun tak lagi diperhatikan kehidupannya.
Maka dari itu, banyak sekali kasus penelantaran anak yang begitu miris. Bahkan, bukan hanya ditelantarkan, anak-anak juga banyak yang disiksa oleh orang tuanya sendiri.
Padahal, sebagai umat muslim mendidik serta mengurus anak merupakan suatu kewajiban. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Pria adalah seorang pemimpin di dalam kelaurganya sebab dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, wanita adalah pemimpin rumah suami dan anak-anaknya, dia akan ditanya tentang kepemimpinannya”. (HR Bukhari Muslim).
Penelantaran anak dalam kondisi apapun tak dibenarkan dalam Islam. Jika memang seorang ayah yang telah bekerja tapi tidak mencukupi kebutuhan si anak, maka ayah boleh meminta bantuan ahli waris anak karena ahli waris berkewajiban menafkahi si anak (Al-Baqarah: 233).
Jika si anak belum dewasa, maka ahli waris selain ayahnya adalah 3 pria yaitu kakek dari bapak, paman si anak atau paman sebapak dan 3 wanita yaitu ibu si anak, nenek dari pihak ibu anak atau nenek dari pihak ayah anak.
Hukuman Bagi Orangtua yang Telantarkan Anak
Dikutip dari laman dream.co.id, dosa bagi orangtua yang menelantarkan anak sangat besar. Pasalnya ada hak orang lain yang tak dipenuhinya. Hal ini sesuai dengan hadist riwayat Abu Daud Nasa’i dan Hakim, yaitu “ cukup berdosa orang yang yang mengabaikan hak seseorang yang menjadi tanggungannya”.
Lalu apa balasan dan hukuman orangtua yang menelantarkan anaknya? Jika Allah sudah memberi hukuman, maka tidak ada hal yang dapat manusia lakukan.
Rasulullah SAW mengingatkan: “ Sesungguhnya pada hari kiamat ada manusia yang tidak akan diajak bicara, tidak disucikan dan tidak dilihat”. Kemudian Nabi ditanya “ Siapakah orang-orang itu?” Nabi Muhammad SAW lalu menjawab “ Anak yang berlepas diri dari orang tuanya dan orang tua yang berlepas diri dari anaknya,” (HR Ahmad).
Sumber: suara.com
Penulis: Aisyah