Doa Anak Yatim – Haji merupakan salah satu ibadah yang termasuk dalam rukun Islam. Namun untuk menunaikannya, banyak orang yang harus mengantre untuk bisa melaksanakannya. Maka dari itu, banyak orang yang kemudian menunaikan umrah terlebih dahulu.
Membicarakan mengenai haji memang selalu lekat dengan umrah. Keduanya mirip secara ritual, tetapi tidak bisa disamakan. Terdapat beberapa perbedaan haji dan umrah yang perlu kita ketahui sebagai seorang muslim.
Apa saja perbedaannya, simak selengkapnya dalam pembahasan di bawah ini.
Pengertian Haji dan Umrah
Sebelum masuk pada pembahasan mengenai perbedaan haji dan umrah, terlebih dahulu kita perlu mengetahui pengertian keduanya. Secara bahasa, haji berarti menyengaja atau menuju.
Sementara menurut istilah, haji adalah menyengaja pergi ke tanah suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah, tawaf, sa’i, dan wukuf di Arafah serta menjalankan seluruh ketentuan ibadah haji pada waktu yang sudah ditentukan dengan tertib.
Adapun pengertian umrah secara bahasa adalah berkunjung. Sedangkan menurut syariat Islam, umrah artinya adalah berkunjung ke Baitullah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengikuti seluruh syaratnya tanpa waktu yang ditentukan.
Perbedaan haji dan umrah
Dari pengertian di atas diketahui bahwa haji dan umrah memang selalu berkaitan. Setelah mengetahui pengertian haji dan umrah, kita perlu mengetahui perbedaan antara keduanya. Berikut adalah perbedaan antara haji dan umrah.
1. Hukum haji dan umrah
Perbedaan haji dan umrah yang pertama adalah terkait dengan hukum yang menyariatkannya.
Dalil yang memerintahkan untuk ibadah haji berdasarkan pada firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 97 berikut.
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”
Sedangkan perintah untuk haji dan umrah terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 196 berikut.
..وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ
Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah kalian karena Allah.”
Dari dalil di atas, disebutkan bahwa hukum haji adalah wajib bagi orang yang sudah mampu. Sementara hukum umrah adalah sunah.
2. Waktu pelaksanaan haji dan umrah
Waktu pelaksanaan haji lebih sempit daripada umrah. Waktu haji tersebut terbatas pada rentang waktu mulai awal bulan Syawal sampai pada hari raya Iduladha (10 Zulhijjah). Ibadah ini juga hanya dilaksanakan 1 kali dalam setahun.
Hal ini berdasarkan dengan hadis riwayat Bukhari yang menerangkan bahwa bulan haji adalah Syawal, Zulqa’dah, dan 10 hari pertama bulan Zulhijjah.
Hal itu berbeda dengan waktu umrah yang bisa kapan saja tanpa terikat dengan waktu. Setiap muslim bisa melaksanakan umrah sepanjang tahun.
3. Rukun haji dan umrah
Perbedaan haji dan umrah lainnya terdapat pada rukunnya. Rukun ini juga menjadi penentu sah atau tidaknya haji yang dilakukan dan tidak bisa diganti dengan dam atau denda.
Berikut adalah rukun haji.
- Niat ihram
- Wukuf di padang Arafah
- Thawaf
- Sa’i
- Memotong rambut (tahallul).
- Sedangkan rukun umrah ada 4, yakni sebagai berikut.
- Niat ihram
- Thawaf
- Sa’i
- Memotong rambut (tahallul).
Perbedaan antara keduanya terdapat pada rukun wukuf di padang Arafah. Sebab, rukun ini hanya bisa dilakukan oleh jamaah haji yang bertepatan dengan tanggal 9 Zulhijjah.
4. Kewajiban saat haji dan umrah
Selain rukun, terdapat wajib haji dan umrah yang harus dilakukan. Berbeda dengan rukun, wajib haji ini termasuk dalam ritual manasik yang jika ditinggalkan tidak membatalkan haji atau umrah, tetapi wajib mengganti dengan dam atau denda.
Berikut adalah 5 wajib haji:
- Niat ihram dari miqat, yaitu batas area yang sudah ditentukan sesuai dengan daerah asal jemaah haji
- Menginap di Muzdalifah
- Menginap di Mina
- Tawaf wada’ atau perpisahan dan melempar jumrah.
- Berbeda jauh dengan wajib haji, hanya terdapat 2 wajib umrah.
- Niat ihram dari miqat
- Menjauhi larangan ihram.
5. Tempat haji dan umrah
Terakhir, perbedaan haji dan umrah berasal dari tempat pelaksanaannya setelah miqat. Miqat adalah batas antara boleh atau tidaknya melafazkan niat.
Ibadah haji akan dilakukan mulai dari miqat ke Mekkah atau Masjidil Haram lalu Arafah ke Muzdalifah dilanjutkan ke Mina.
Sementara ibadah umrah dilakukan dari miqat ke Mekkah (Masjidil Haram) lalu beribadah tawaf dan sa’i.
Sumber: ADIRA Finance
Penulis: Aisyah