Setiap manusia pasti memiliki teman sebagai tempat berbagi rasa suka maupun duka, saling menasehati dan saling tolong-menolong, dan pasti kita menginginkan mereka yang tulus berteman dengan kita apa adanya.
Islam sangat tinggi dalam memandang nilai-nilai pertemanan. Bahkan, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal menimbulkan perselisihan.” (HR. Muslim)
Sebagai seorang muslin, dalam menjalin pergaulan kita miliki seorang teladan yang sangat mulia. Beliau adalah baginda Nabi Muhammad SAW yang sangat pandai dalam bergaul.
Dengan keahliannya Beliau mampu melembutkan hati para kaum Quraish dan berhasil mengajak mereka mengikuti dakwahnya.
Dalam riwayatnya beliau juga memiliki sikap yang ramah, rendah hati, dan beliau juga tidak pernah mencela orang lain. Dan sebagai umatnya hendaknya kita mencotohi apa yang telah dilakukan oleh beliau.
Tidak hanya itu, islam juga menekankan kita agar teliti dalam memilih teman. Banyak orang yang terjerumus kedalam kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh berteman dengan orang yang salah. Namun tidak sedikit orang yang mendapatkan kebaikan dan hidayah karena bergaul dengan orang-orang yang shalih.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menggambarkan dampak seorang teman sebagaimana sabda beliau:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Imam Nawawi Menjelaskan bahwa dalam hadist ini menunjukkan keutamaan berteman dengan orang-orang shalih yang memiliki akhlak yang mulia, mereka yang memilki ilmu yang luas dan adab yang baik, serta selalu bersikap wara’.
Dan juga terdapat larangan bergaul dengan orang-orang yang ahli bid’ah, mereka yang memiliki sekap tercela, bersifat buruk dan lainnya.
Dikutip dari laman unida.gontor.ac.id, melalui berbagai penelitian tentang pergaulan, para pakar Psikologi menyakini bahwa pertemanan di masa muda mempunyai pengaruh yang sangat besar daripada pergaulan yang dimiliki pada periode usia dewasa.
Hal Itu disebabkan karena masa muda adalah waktu membentuk pemikiran dan jalan hidup seseorang. Menurut mereka secara kejiwaan, anak muda sangat mudah dipengaruhi dan salah satu pengaruh terbesarnya adalah teman sepergaulannya. Maka dari itu, kita harus pintar dalam berkawan ya, Sahabat Al Hilal!
Sumber: jamberita.com
Penulis: Aisyah