Doa Anak Yatim – Sadarkah kamu, bahwa disetiap kamu menunaikan salat, sejatinya kamu tengah berdialog dengan Allah? Setiap raka’at salat, kamu tentu selalu membaca surat Al-Fatihah. Di sinilah dialog itu terjadi.
Diriwayatkan dari Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda:
“Allah telah membagi Surah Al Fatihah di antara-Ku dan hamba-Ku. Sebagian surah itu untuk-Ku dan sebagian yang lain untuk hamba-Ku. Dan bagi hamba-Ku (Aku mengabulkan) segala yang dia minta,”
(Bila kamu membaca):
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Allah menjawab: “Hamba-Ku memulai menyebut dengan asma-Ku dan wajib atas-Ku untuk menyempurnakan urusan-urusannya dan memberkahi keadaannya”.
(Bila kamu membaca):
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Fatihah: 2)
Allah menjawab: “Hamba-Ku memuji-Ku dan ia sudah mengetahui bahwa nikmat-nikmat pada dirinya berasal dari sisi-Ku dan semua petaka yang aku hindarkan itu juga berasal dari-Ku. Maka atas limpahan rahmat-Ku, Aku bersaksi pada kalian akan melipatgandakan padanya nikmat-nikmat dunia dan akhirat serta menghindarkan dirinya dari petaka akhirat sebagaimana darinya petaka dunia.”
(Bila kamu membaca):
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Fatihah: 3)
Allah menjawab: “Hamba-Ku bersaksi kepada-Ku bahwa Aku Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan Aku bersaksi pada kalian; Aku akan menyempurnakan nikmat-Ku menjadi miliknya, dan Aku akan menganugerahkan pemberian-Ku sebagai kesempurnaannya.”
(Bila kamu membaca):
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
“Pemilik hari Pembalasan”. (QS. Al-Fatihah: 4)
Allah menjawab: “Aku bersaksi pada kalian sebagaimana ia mengetahui bahwa Aku sebagai Penguasa Hari Kemudian, maka Aku memudahkan kelak di Hari Kiamat atas hisabnya dan Aku mengabulkan seluruh kebajikannya dan Aku memaafkan seluruh perbuatan salahnya selama ia beribadah kepada-Ku.”
(Bila kamu membaca):
اِيَّاكَ نَعْبُدُ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah.” (QS Al-Fatihah: 5)
Allah menjawab: “Benar Hamba-Ku, hanya kepada-Ku lah menyembah, aku bersaksi pada kalian sungguh aku akan memberi pahala atas ibadahnya dengan suatu pahala yang dapat menutupi seluruh amal perbuatan salahnya dalam beribadah pada-Ku.”
(Bila kamu membaca):
وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
“Dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.” (QS Al-Fatihah: 5)
Allah menjawab: “Benar Hamba-Ku, hanya kepada-Ku ia meminta pertolongan dan kepada-Ku ia berlindung. Aku bersaksi pada kalian sungguh Aku akan menolongnya di dalam urusannya dan memudahkan dalam kesulitannya dan Aku akan menolongnya ketika ia berada di hari yang mencekam.”
(Bila kamu membaca):
اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ
صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ
“Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS Al-Fatihah: 6-7)
Allah menjawab: “Semua permohonan hamba-Ku (akan kupenuhi). Dan baginya segala yang dia minta dan Aku pasti mengabulkan seluruh cita-citanya dan Aku lindungi dia dari segala yang dia takuti.”
(HR. Imam Ahmad No. 7291, HR. Muslim No. 395, dan yang lainnya)
Dari hadits tersebut, maka ketika kamu salat, tidak seharusnya kamu berdialog dengan Allah dengan bacaan yang super cepat dan super kilat. Seakan kamu tidak mau mendapatkan jawaban dari Allah SWT. Ingat, bacalah dengan tartil dan perlahan, sebagai bagian dari adab dalam ‘berdialog’ dengan Allah SWT. Semoga dengan begitu, kamu dapat semakin dekat dengan-Nya. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin.
Sumber gambar: Flickr
Penulis: Elis Parwati