Doa Anak Yatim – Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sejak lahir ke dunia, Rasulullah SAW sudah menjadi seorang anak yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muththalib wafat sejak beliau masih dalam kandungan ibunya.
Abdullah bin Abdul Muthalib menikah dengan Aminah binti Wahab dari kabilah Zuhrah, lalu pergi ke Syam (Gazzah, jalur Gaza, Palestina) bersama dengan para kafilah perdagangan Quraisy.
Sepulangnya dari perdagangan Abdullah mengeluh sakit, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mampir ke rumah saudara ibunya dari Kabillah An-Najjar di Madinah.
Beliau menginap karena sakit itu, kemudian akhirnya beliau meninggal pada saat masih berumur 25 tahun, beliau dikuburkan di Madinah.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW dilahirkan dalam keadaan yatim, yakni keadaan yang dimana seseorang tersebut ditinggal wafat oleh ayahnya sebelum ia menginjak dewasa (baligh).
Penyebutan yatimnya Rasulullah SAW juga disebutkan dalam ayat Al-Quran,
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim lalu Dia melindungimu?” (QS. Adh-Dhuha: 6)
Lalu ibunya, Aminah binti Wahab juga wafat ketika beliau masih kecil yaitu saat beliau masih berumur enam tahun.
Para ulama mengungkapkan bahwa ternyata ada hikmah dan rahasia dibalik dijadikannya Rasulullah SAW sebagai seorang anak yatim.
Menurut Dr. Sa’id Ramadhan Al-Buthi dalam kitab yang bernama Fiqh Al-Sirah, di antara beberapa hikmah terbesar Rasulullah SAW dilahirkan sebagai seorang anak yatim adalah supaya ketika kelak beliau diutus dan diangkat menjadi seorang Nabi, beliau tidak akan mendapatkan tuduhan dari semua kaumnya bahwa beliau dipersiapkan oleh kedua orangtuanya untuk berdakwah.
Ketika beliau menjadi seorang anak yatim, maka kemungkinan besar tuduhan tersebut tidak akan beliau dapatkan.
Dr. Sa’id Ramadhan Al-Buthi telah mengungkapkan bahwa :
“Allah telah memilih pertumbuhan ini (yatim) untuk Nabi-Nya karena beberapa hikmah yang besar. Yang paling penting adalah agar para penentangnya tidak ada jalan untuk memasukkan keraguan di hati masyarakat bahwa bangunan dakwah dan kerasulan Muhammad memang sudah dipersiapkan oleh ayah dan kakeknya sejak kecil. Begini hikmah Allah bekerja untuk menumbuhkan rasul-Nya dalam keadaan yatim sehingga hanya pertolongan Allah yang melindunginya.”
Sementara itu Ibn Al-Imad juga mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW sudah dipersiapkan oleh Allah SWT untuk dijadikan orang besar. Seperti yang diungkapkan dalam ayat Al-Quran,
“Dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku.” (QS. Thaha: 41)
Oleh karena itu juga Rasulullah SAW ketika dilahirkan ke dunia beliau dijadikan sebagai seorang anak yatim supaya kelak di masa yang akan datang, Rasulullah SAW akan menyadari bahwa kemuliaannya berasal dari Allah SWT bukan karena kedua orang tuanya atau pun juga karena hartanya.
Sebagaimana yang telah dikutip oleh Syaikh Nawawi di dalam kitab Nurudz Dzalam Syarh Aqidatul Awam sebagai berikut :
“Ibn Al-Imad mengatakan bahwa hikmah di balik keyatiman Nabi SAW adalah agar ia memandang awal perjalanannya ketika sampai di tangga-tangga kemuliaannya, agar ia menyadari bahwa manusia dapat menjadi mulia hanya karena diangkat menjadi mulia oleh Allah, dan kekuatannya bukan dari orang tua dan ibu juga harta melainkan dari Allah.”
Sumber: www.idntimes.com
Penulis: Elis