Doa Anak Yatim – Kira-kira di dunia ini siapakah manusia yang paling bahagia? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang telah lama menjadi fokus perenungan banyak orang. Dalam pandangan berbagai tradisi agama dan filosofi, ada satu perspektif yang sering muncul sebagai jawaban atas pertanyaan ini, yaitu orang-orang yang berusaha untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam hidup mereka dan hidup orang lain.
Ibnu Qudamah, menyatakan bahwa orang yang paling bahagia adalah mereka yang “berhenti nafasnya tapi tidak berhenti pahalanya.” Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya terkait dengan kenikmatan dunia semata, tetapi juga dengan akumulasi amal baik yang terus berlanjut bahkan setelah seseorang meninggal.
Pandangan ini juga ditemukan dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim, dikutip dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 3 oleh Imam an-Nawawi, dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim)
Orang yang paling bahagia, dalam perspektif Islam, adalah mereka yang memberikan sedekah jariyah, atau amal kebaikan yang berlanjut memberi manfaat kepada orang lain setelah mereka pergi. Sedekah jariyah bisa berupa sumbangan untuk pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit, atau proyek kemanusiaan lainnya yang terus memberikan manfaat bagi masyarakat.
Selain itu, ilmu yang bermanfaat juga menjadi sumber kebahagiaan. Orang yang menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat, mengajar, atau menyumbangkan ilmu kepada generasi berikutnya akan terus merasakan kebahagiaan melalui pengaruh positif yang mereka tinggalkan di dunia.
Anak saleh yang selalu mendoakan orang yang telah meninggal juga memiliki peran penting dalam pemeliharaan kebahagiaan. Doa anak yang saleh adalah sumber penghiburan dan berkat bagi orang yang telah pergi.
Maka dapat disimpulkan bahwa manusia yang paling bahagia adalah mereka yang tidak hanya mengejar kebahagiaan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan manusia lainnya. Mereka yang meninggalkan jejak positif, baik dalam bentuk sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan mereka, akan merasakan kebahagiaan yang berlanjut bahkan setelah mereka tiada. Dengan demikian, kebahagiaan yang ia rasapun tidak hanya terbatas pada dunia ini saja, tetapi juga menjadi investasi untuk kebahagiaan nya di akhirat kelak.
Sumber gambar: Al Hilal
Penulis: Elis Parwati