Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal pasti sering mendengar bahwa pada hari Jumat kita disunnahkan untuk memotong kuku. Namun, benarkah hal tersebut?
عن سلمان الفارسيّ رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا يغتسل رجل يوم الجمعة ويتطهّر ما استطاع من طهر ويدّهن من دهنه أو يمسّ من طيب بيته ثمّ يخرج، فلا يفرّق بين اثنين، ثمّ يصلّي ما كتب له، ثمّ ينصت إذا تكلّم الإمام: إلّا غُفِر له ما بينه وبين الجمعة الآخرى
Artinya: “Tidaklah seseorang mandi pada hari Jumat, membersihkan diri semampunya, memakai minyak rambut atau memakai minyak wangi kemudian keluar menuju salat Jumat dengan tidak memisahkan antara dua orang (di tempat duduk mereka di dalam masjid), lalu salat semampunya dan diam ketika imam (khatib) berbicara/berkhutbah kecuali diampuni (dosa) di antara Jumat itu dengan Jumat yang lainnya.” (HR Bukhari).
Para ulama berpendapat, tidak ada hadis Rasulullah SAW yang disebutkan sebagai hari terbaik untuk sunnah memotong kuku. Termasuk untuk kesunnahan di hari Jumat. Salah satunya dituturkan oleh Imam as Sakhawi dalam kitab al Maqashid al Hasanah menjelaskan yang kemudian diterjemahkan Farid Nu’man dalam buku Fiqih Praktis Sehari-hari, “Tidak ada yang sahih sedikit pun dari Nabi SAW tentang cara menggunting kuku pada hari tertentu,”
Namun, meski tidak ada hadis yang menyebutkan Jumat sebagai hari disunnahkan untuk memotong kuku, amalan tersebut lebih banyak dilakukan oleh sebagian imam salaf. Hal ini yang disebutkan oleh ahli hadits Imam an Nawawi melalui kitab al Majmu Syarh al Muhadzdzab.
Alasan pertama, dikutip dari Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab Jilid 3, hari Jumat dipilih karena dianggap sebagai hari raya pekanan umat Islam dan sayyidul ayyaam (penghulu hari).
“Memotong kuku yang panjang pada hari Jumat merupakan sunnah bagi yang sedang tidak ihram. Begitu pula hari Kamis dan Senin,” tulis buku Fikih Empat Madzhab Jilid 3 oleh Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi. Meski kesunnahan memotong kuku pada hari Jumat tidak dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW menerangkan batas waktu terlama seseorang untuk membiarkan kuku jarinya panjang. Disebutkan, kuku jari tidak boleh dibiarkan selama 40 hari dari hari terakhir kuku dipotong.
وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ وَنَتْفِ الْإِبِطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Artinya: “Diberikan waktu bagi kami untuk mencukur kumis, bulu ketiak, memotong kuku, dan mencukur bulu kemaluan tidak lebih dari empat puluh hari.” (HR Muslim).
Sumber gambar: Islampos
Penulis: Aisyah