Doa Anak Yatim – Sahabat Al Hilal, rasanya masih belum cukup mengetahui seluk beluk tentang anak yatim meskipun kita sudah membahasnya berkali-kali. Beberapa di antara kita mungkin belum betul-betul paham siapa yang akan disebut sebagai seorang yatim.
Anak yatim merupakan anak yang telah ditinggal wafat oleh ayahnya sebelum ia masuk ke dalam usia baligh. Maka dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak yang ditinggal wafat oleh ayahnya masih dikatakan anak yatim apabila ia masih belum menginjak usia baligh atau dewasa.
Karena ayahnya telah wafat otomatis anak yatim tidak lagi memiliki penyokong atau seseorang untuk menghidupi keluarganya. Terlebih lagi, kehilangan seorang Ayah setidaknya dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang sang anak yang terpaksa harus tumbuh dewasa tanpa sosok Ayah di sampingnya. Oleh sebab itu, menyantuni dan memelihara anak yatim adalah suatu amalan yang sangat mulia dan kaya akan keutamaan.
Akan tetapi, bagaimana jadinya bila seseorang merasa tidak mampu memelihara seorang anak yatim karena mengalami keterbatasan ekonomi? Sahabat Al Hilal, layaknya bersedekah pada umumnya yang tak memandang jumlah tetapi mengutamakan keikhlasan yang terkandung di dalamnya. Andai kita dikatakan tidak mampu untuk memelihara seorang anak yatim, setidaknya bantulah mereka dengan sedekah walaupun hanya sedikit.
Karena kita tidak tahu, amalah kita yang mana yang akan Allah SWT terima. Sebab, dalam islam kita juga sangat dianjurkan untuk mengasihi sesama umat terutama kepada seorang anak yatim. Allah SWT akan menjamin kehidupan seseorang yang mau menyisihkan hartanya untuk anak yatim meskipun hanya sedikit.
Allah akan melipatgandakan segala hal yang telah kita sedekahkan kepada anak yatim, seperti yang tercantum dalam surat Al – Baqarah ayat 177, Allah berfirman:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Diriwayatkan dalam Hadits Riwayat Bukhari, bahwa Rasulullah SAW juga bersabda;
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini, kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, serta agak merenggangkan keduanya.”
Meskipun memelihara anak yatim bukanlah sebuah amalan yang diwajibkan, tetapi mengasihi anak yatim hukumnya fardhu kifayah, artinya harus ada yang mewakili untuk melaksanakan kewajiban tersebut.
Hal ini karena pada dasarnya seornag anak harus ada yang menghidupi dan membimbingnya sebagaimana yang dilakukan oleh ayahnya. Namun, karena ayahnya telah wafat, maka harus ada yang bisa menggantikan peran tersebut. Berikut beberapa manfaat yang dapat kita peroleh dari memelihara anak yatim :
- Dapat bersama Rasulullah di surga.
- Kebutuhan hidup terpenuhi.
- Memperoleh perlindungan pada hari kiamat.
- Mendapat pahala setara dengan jihad.
- Membawa berkah ke dalam rumah.
Siapa pun yang memelihara anak yatim ia akan mendapatkan pahala setara dengan berijtihad, seperti yang tertuang dalam Hadits Riwayat Ibnu Majah;
“Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.”
Sumber gambar: Laziswaf Al Hilal
Penulis: Elis Parwati