Doa Anak Yatim – Itikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di dalam masjid. Berdiam diri merujuk pada tidak keluar masjid karena sibuk melaksanakan berbagai ibadah wajib dan sunah.
Dikutip dari situs Muhammadiyah, itikaf telah dijelaskan dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 187:
ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْيَتَّقُونَ
Artinya: “Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”
Dalam hadis yang diceritakan Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW melakukan itikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadan. Berikut hadis yang artinya: “Nabi SAW melakukan itikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan itikaf setelah beliau wafat.” (HR Muslim).
Sebagai umatnya, semua tingkah laku Nabi SAW menjadi panutan dan pedoman dalam hidup. Termasuk melakukan itikaf yang disarankan bagi tiap muslim. Bagi Sahabat Al Hilal yang ingin melaksanakan sunah Nabi SAW, berikut penjelasan tata cara dan pelaksanaannya
A. Niat Itikaf
Bacaan niat diperlukan untuk membedakan maksud seseorang berdiam diri di masjid. Apakah untuk ibadah atau melakukan aktivitas lain. Bagi yang ingin beribadah, tentu wajib taat pada rukun dan syarat yang berlaku. Dikutip dari buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karya H Ahmad Ahyar, Ahmad Najibullah, berikut niat itikaf dalam Arab dan latin:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ
Nawaitu an a’takifa fī hādzal masjidi mā dumtu fīh
Artinya: “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”
B. Syarat itikaf
Dalam situsnya, PP Muhammadiyah menjelaskan syarat diperlukan sebagai sahnya suatu ibadah. Syarat itikaf adalah Muslim, Sudah baligh, bagi laki-laki dan perempuan
Harus dilaksanakan di masjid baik yang biasa atau masjid jami’, Telah berniat itikaf, Berakal, Suci dari hadas besar.
C. Rukun itikaf
Rukun adalah semua hal dalam ibadah yang telah menjadi bagian sehingga tak mungkin dipisah. Rukun wajib dilakukan selama ibadah sehingga sifatnya cenderung memaksa. Berdasarkan penjelasan tersebut, rukun itikaf adalah: Berniat ibadah hanya untuk Allah SWT dan Berdiam diri di dalam masjid selama waktu tertentu. Para ulama berbeda pendapat terkait lamanya berdiam diri dalam masjid. Ulama mahdzab Hanafi, Syafi’i, Hanbali menjelaskan itikaf bisa dilakukan satu jam (Sa’ah) pada siang atau malam hari.
Dikutip dari situs Institut Agama Islam An Nur Lampung, ulama madzhab Maliki ada yang berpendapat itikaf dilakukan sehari semalam tanpa putus. Sedangkan yang lain mengatakan, itikaf dapat dilaksanakan sehari tanpa malam. Bila diambil jalan tengahnya, itikaf bisa dilakukan satu, dua, atau tiga jam. Namun itikaf juga dapat dilaksanakan 24 jam sesuai kemampuan tiap muslim.
D. Tempat pelaksanaan itikaf
Sesuai syarat itikaf, ibadah sunah ini harus dilaksanakan di masjid. Ketentuan ini untuk memudahkan jemaah itikaf saat harus salat, serta menekan risiko bercampurnya jemaah perempuan dan laki-laki.
Dengan penjelasan ini, semoga tiap muslim dimudahkan untuk itikaf di 10 hari terakhir Ramadan. Dalam situ hadits dikisahkan, Nabi sangat menjaga ibadah ini meski bersifat sunah. Ubay bin Ka’ab RA berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW itikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadan. Pernah selama satu tahun beliau tidak itikaf, lalu pada tahun berikutnya beliau itikaf selama dua puluh hari.” (HR Abu Daud).
Sumber gambar: informazone.com
Penulis: Aisyah