Doa Anak Yatim – Mendekati bulan Ramadhan, artinya waktunya umat islam jelang Nisfu Sya’ban yang akan jatuh di pekan kedua bulan Maret.
Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk melaksanakan berbagai amalan sunnah yang tak main-main pahalanya. Seperti salat Tahajud, salat Shua, bersedekah, memperbanyak interaksi dengan Al Quran, perbanyak doa dan dzikir hingga melaksanakan salat malam Nisfu Sya’ban.
Salat Nisfu Sya’ban sendiri adalah salat sunnah sebanyak dua rakaat yang dikerjakan selepas salat Maghrib. Salat ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Sya’ban.
Hingga saat ini, memang belum ditemukan hadis shahih yang berkaitan langsung dengan salat Nishfu Sya’ban. Namun, tidak ada salahnya jika kita melakukan amalan-amalan seperti salat sunnah dan membaca Al Quran yang tentunya juga akan mendatangkan pahala dan semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT menjelang bulan suci Ramadhan.
Dikutip dari Popbela.com, berikut niat dan tata cara salah Nishfu Sya’ban:
Niat salat sunnah Nishfu Sya’ban
اُصَلِّىْ سُنَّةً نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَ
(Usholli sunnatan nisfu sya’baana rak’ataini lillahi ta’ala)
Artinya: “Saya shalat sunnat Nisfu Sya’ban dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Tata cara melaksanakan salat sunnah Nishfu Sya’ban
- Membaca niat salah sunnah Nishfu Sya’ban
- Membaca surat Al Kafirun setelah baca surat wajib (Al Fatihah) di rakaat pertama.
- Membaca surat Al-Ikhlas setelah surat wajib Al-Fatihah di rakaat kedua.
- Ditutup dengan salam.
- Setelah salat selesai, bacalah surat Yaasin. Bacalah surat ini dengan niat semata-mata untuk beribadah dan meminta umur panjang.
- Setelah selesai, bacalah kemuk bali surat Yaasin kembali. Di kali kedua ini, niatkanlah untuk meminta rezeki yang halal semata-mata untuk bekal beribadah kepada Allah SWT.
- Kemudian, bacalah surat Yaasin yang ke tiga dengan niatan untuk memohon keteguhan iman dari Allah SWT.
- Setelah selesai membaca Yaasin sampai 3 kali, maka shalat ini kemudian ditutup dengan membaca doa malam Nisfu Sya’ban di bawah ini:
“Allaahumma yaa dzal manni walaa yumannu alaika ya dzal jalaali wal ikraam, Yaa dzath thauli wal in aam laa ilaaha illaa anta, dhahrul laajiin, Wa jaarul Mustajiiriin, Wa amaanul khaa ifiin. Allahumma in kunta katabta nii indaka fii ummil kitaabi syaqiyyan aw mahruuman aw mathruudan aw muqtarran alayya fir rizqi famhu. Allaahumma bi fadllika syaqaawatii wa hirmaanii wa thardii waq titaari rizqii wa ats-bitnii indaka fii ummil kitaabi sa ‘iidan marzuuqan muwaf faqal lil khairaat. Fa innaka qulta wa qaulta wa qaulukal haqqu fii kitaabikal munazzali ‘alaa nabiyyikal mursali, yamhul laahumaa yasyaa u wa yutsbitu wa indahuu ummul kitaabi. Ilaahii bittajallil Aadhami fii lailatin nishfi min syahri syabaanil mukarramil latii yufraqu fiihaa kullu amrin hakiim wa yubram ishrif annii minal balaa i maa alamu wa maa laa alam wa anta allaamul ghuyuubi birahmatika yaa arhamar raahimiin. Wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa aalihii wa sahbihi wa sallama.”
Artinya:
“Ya Allah Tuhanku, wahai Yang memiliki anugerah dan tiada yang memberi anugerah kepada-Mu, wahai Yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, wahai yang mempunyai kekuasaan dan yang memberi nikmat, tiada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Engkau, tempat bernaung bagi orang-orang yang mengungsi, tempat berlindung bagi orang-orang yang memohon perlindungan dan tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika Engkau telah menetapkan diriku di dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuz) yang berada di sisi-Mu sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir atau disempitkan rezekinya sudilah kiranya Engkau menghapuskan. Ya Allah Tuhanku, berkat karunia-Mu apa yang ada dalam Ummul Kitab yaitu perihal diriku sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir dan sempit rezeki. Dan sudilah kiranya Engkau menetapkan di dalam Ummul Kitab yang ada di sisi-Mu agar aku menjadi orang yang berbahagia, mendapat rezeki yang banyak lagi beroleh kesuksesan dalam segala kebaikan. karena sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam kitab-Mu dan firman-Mu adalah benar yang diturunkan melalui lisan Nabi yang Engkau utus, Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya ada Ummul Kitab. Ya Tuhanku, Berkat penampilan yang maha besar (dari rahmat-Mu) pada malam pertengahan bulan sya’ban yang mulia ini diperincikanlah segala urusan yang ditetapkan dengan penuh kebijaksanaan. Sudilah kiranya Engkau menghindarkan diriku dari segala bencana yang aku ketahui dan yang tidak ku ketahui serta yang lebih Kau ketahui (dari diriku), dan Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib, berkat rahmat-Mu wahai yang maha penyayang diantara para penyayang. Dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga Dia melimpahkan salam sejahtera (kepada mereka).”
Sumber: kumparan.com
Penulis: Elis Parwati