Doa Anak Yatim – Islam, sebagai agama yang dianut oleh miliaran orang di seluruh dunia, menegaskan nilai-nilai toleransi dan saling menghargai antarsesama. Prinsip-prinsip ini tidak hanya berlaku di antara umat Muslim, tetapi juga mencakup hubungan dengan non-Muslim. Ajaran ini tercermin dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang menjadi teladan bagi umat manusia.
Namun, Islam juga menetapkan batas-batas dalam toleransi, khususnya dalam masalah aqidah. Artinya, meskipun Islam menganjurkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mempertukarkan aqidah atau mengikuti ajaran agama lain tidak diperbolehkan.
Dalam muamalah maliyah atau urusan dunia, umat Islam diizinkan berinteraksi dengan non-Muslim selama transaksi dan akadnya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), toleransi ini menjadi landasan dalam hubungan sosial dan ekonomi antarumat beragama.
Rasulullah SAW, dalam kehidupannya, telah memberikan contoh nyata tentang toleransi. Piagam Madinah menjadi salah satu contoh, di mana Nabi SAW bersedia bekerjasama dengan orang non-Muslim untuk saling melindungi dari serangan musuh. Toleransi, atau dalam bahasa Arab disebut “tasamuh” yang diajarkan dan dipraktikkan oleh Rasulullah kepada umatnya, mengingat masyarakat Arab pada saat itu terdiri dari berbagai suku dan kabilah.
Sejarah mencatat bagaimana Nabi Muhammad SAW menjalin hubungan sosial dengan tetangga Yahudi di Madinah. Bahkan ketika seorang Yahudi meninggal dunia, Nabi SAW berdiri sebagai tanda penghormatan, menjawab pertanyaan para sahabat dengan singkat, “Setidaknya ia adalah seorang manusia.”
Ayat Al-Quran dalam Surah Al-Kafirun (6) menegaskan prinsip toleransi ini: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” Ayat ini mengajarkan pentingnya menghormati keyakinan orang lain tanpa ada pemaksaan kehendak pribadi. Dengan demikian, Islam mendorong sikap saling menghormati dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam konteks keagamaan.
Sebagai sebuah ajaran universal, Islam menunjukkan bahwa toleransi adalah kunci untuk menjaga kerukunan antarumat beragama. Dalam menghayati nilai-nilai Islam, umat Muslim diajak untuk memahami bahwa perbedaan adalah keniscayaan dan bahwa keberagaman adalah berkah, asalkan dijalin dengan sikap saling menghormati yang tidak melewati batas-batas agama masing-masing.
Sumber gambar: Google
Penulis: Elis Parwati